News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabar Terbaru Alexei Navalny, Tokoh Oposisi Rusia yang Diracun Sudah Bisa Bangun dari Tempat Tidur

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny berdiri di dekat aparat penegak hukum di lorong sebuah pusat bisnis, yang merupakan kantor Yayasan Anti-Korupsi (FBK) miliknya, di Moskow pada 26 Desember 2019.

Sebelumnya, Rusia mengaku bahwa Jerman belum memberikan rincian tentang hasil tes Navalny.

Baca: Saat Jerman Temukan Racun Saraf Novichok di Tubuh Alexei Navalny, Belarusia Klaim Insiden Itu Hoaks

Setelah konfirmasi laboratorium Prancis, Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara dengan Putin melalui telepon.

"Presiden menyatakan keprihatinannya yang mendalam atas tindakan kriminal yang dilakukan terhadap Alexei Navalny dan keharusan agar semua informasi segera diungkapkan, tanpa penundaan, atas keadaan dan tanggung jawab percobaan pembunuhan ini," kata kantor Macron.

Putin mengatakan kepadanya bahwa "tidak pantas" untuk membuat tuduhan yang tidak berdasar, kata Kremlin, mengulangi seruannya kepada Jerman untuk menyerahkan rincian lengkap dari tes medis tersebut.

Kremlin mengatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan sendiri terhadap masalah tersebut dan tidak akan ditekan oleh negara lain.

Baca: Donald Trump Bungkam Ketika Para Pemimpin Dunia Menunggu Jawaban Vladimir Putin Soal Alexei Navalny

Latar Belakang Insiden Keracunan Navalny

Untuk diketahui, Navalny merupakan juru kampanye anti-korupsi yang telah lama menjadi wajah oposisi paling menonjol terhadap Presiden Putin.

Pendukung Navalny percaya bahwa tehnya dibubuhi di Bandara Tomsk pada 20 Agustus 2020.

Dia jatuh sakit selama penerbangan, dan pesawat melakukan pendaratan darurat di Omsk.

Pejabat Rusia dibujuk untuk mengizinkannya diterbangkan ke Jerman dua hari kemudian.

Baca: Terungkap Jenis Racun yang Dipakai Meracuni Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny

Agen saraf dari kelompok Novichok juga digunakan untuk meracuni mantan mata-mata Sergei Skripal dan putrinya di Salisbury, Inggris.

Mereka berdua selamat, tetapi seorang wanita lokal, Dawn Sturgess, meninggal setelah terkena racun.

Inggris menuduh intelijen militer Rusia melakukan serangan itu.

Dua puluh negara mengusir lebih dari 100 diplomat dan mata-mata Rusia.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini