TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Untuk pertama kalinya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Sidang Majelis Umum (SMU) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), dan berpidato di SMU ke-75 yang digelar secara viritual, pada Rabu (23/9/2020) ini.
Apa yang disampaikan?
Presiden Joko Widodo menyerukan semua negara mendapat "akses yang setara" terhadap vaksin Covid-19 dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), pada Rabu (23/09).
Dalam pidato perdananya pada sidang Majelis Umum PBB sejak menjabat sebagai presiden pada 2014, Jokowi mengatakan vaksin akan menjadi "game changer" dalam perang melawan pandemi.
"Kita harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua negara mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau," ujarnya dalam pidato yang berlangsung secara virtual.
"No country should be left behind," katanya dalam bahasa Inggris.
Baca: Pidato Perdana di Sidang Umum PBB, Jokowi Singgung Adanya Rivalitas Negara di Tengah Pandemi
Baca: Pidato di Sidang PBB, Jokowi Serukan soal Akses yang Setara terhadap Vaksin Virus Corona
Presiden Jokowi menyoroti rivalitas antarnegara saat pandemi.
"Di saat seharusnya kita semua bersatu padu, bekerja sama melawan pandemi, yang justru kita lihat adalah masih terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin menajam. Kita seharusnya bersatu padu, selalu menggunakan pendekatan win-win pada hubungan antarnegara yang saling menguntungkan," kata Jokowi.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi mengutarakan kekhawatirannya jika rivalitas antarnegara terus terjadi saat pandemi masih melanda.
"Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi, maka saya khawatir pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan akan sirna."
Indonesia, menurutnya, akan memainkan peran sebagai "bridge builder" dan bagian dari solusi.
Pidato Pertama di PBB
Sebelumnya, kepastian mengenai kehadiran Presiden Jokowi dalam Sidang Majelis Umum PBB itu disampaikan oleh Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono.
Menurut Heru, Presiden Jokowi akan memberikan pidato melalui rekaman video dan disiarkan saat sidang berlangsung. Hal ini dilakukan karena Sidang Umum PBB kali ini digelar di tengah pandemi Covid-19.
”Memberikan pidato dari tapping. Kan sekarang kondisi Covid,” kata Heru, Selasa (22/9).