TRIBUNNEWS.COM - Dewan Keamanan PBB mengatakan akan mengadakan pembicaraan darurat untuk mencoba mengakhiri pertempuran di Armenia dan Azerbaijan.
Diketahui, Armenia dan Azerbaijan saling tuduh melancarkan serangan di luar Nagarno-Karabakh yang menewaskan satu warga sipil.
Mengutip The Guardian, Kementerian Luar Negeri Armenia mengatakan, warga sipil yang tewas itu tinggal di Vardenis.
Ia tewas setelah pasukan Azerbaijan menembaki insfrastuktir sipil-militer di perbatasan.
Kementerian setempat juga mengklaim, bus umum di kota itu dibakar oleh drone tak berawak.
Baca: 13 Fakta Armenia, Negara di Pegunungan Kaukasus yang Berbatasan Langsung dengan Azerbaijan
Baca: Perang Armenia-Azerbaijan Terus Berkecamuk, Artileri Berat Dikerahkan
Saling Tuduh
Lebih jauh, Kementerian pertahanan Azerbaijan sebelumnya menuduh Armenia menembaki wilayah Dashkasan, utara Nagorno-Karabakh.
Tetapi, klaim tersebut dibantah oleh kementerian luar negeri Armenia.
Ketika kekhawatiran tumbuh dari konflik yang meluas, Dewan Keamanan PBB mengatakan akan mengadakan pembicaraan darurat di balik pintu tertutup.
Pertemuan tersebut akan diadakan pada pukul 17:00 ET (21:00 GMT) pada hari Selasa.
Baca: Korban Tewas Terus Bertambah, Perang Azerbaijan-Armenia Hari Kedua 59 Orang Meninggal
Baca: Hari Kedua Armenia vs Azerbaijan Berperang, 21 Orang Dilaporkan Tewas
Secara terpisah, Belgia secara resmi meminta sesi tersebut, setelah Prancis dan Jerman mendorong agar sesi itu dimasukkan dalam agenda.
Pada Minggu pagi, Estonia, Anggota Dewan PBB tidak tetap, menekankan perlunya pembicaraan seperti itu tentang pecahnya kekerasan mematikan di wilayah separatis.
Para diplomat mengatakan, Inggris juga bergabung dengan dorongan Eropa untuk perundingan.
Mereka menambahkan, deklarasi bersama dapat dikeluarkan pada kesimpulannya, baik oleh seluruh dewan atau anggota Eropa jika konsensus penuh tidak dapat dicapai.
Baca: Turki Pastikan Akan Bela Azerbaijan dalam Konflik Lawan Armenia di Karabakh-Nagorno
Konflik Puluhan Tahun
Lebih jauh, Pasukan Armenia dan Azerbaijan bertempur memperebutkan wilayah separatis Nagorno-Karabakh untuk hari kedua pada Senin (28/9/2020).
Kedua belah pihak saling menyalahkan karena melanjutkan serangan yang dilaporkan menewaskan dan melukai puluhan saat konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun kembali menyala.
Pertempuran sengit meletus Minggu di wilayah yang terletak di Azerbaijan itu, tetapi telah di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh pemerintah Yerevan sejak 1994 pada akhir perang separatis.
Pertempuran berlanjut dalam semalam, kata kementerian pertahanan Azerbaijan, menambahkan bahwa pasukan lawan berusaha untuk mendapatkan kembali tanah yang hilang dengan meluncurkan serangan balik ke arah Fuzuli, Cebrayil, Agdere dan Terter.
Baca: Hari Kedua Perang Armenia vs Azerbaijan, 21 Tentara dan Sipil Tewas di Nagorno-Karabakh
Pejabat militer Azerbaijan juga mengatakan kepada kantor berita Interfax bahwa lebih dari 550 tentara Armenia telah dihancurkan, termasuk mereka yang terluka, klaim yang dibantah Armenia.
Bentrokan terjadi di tengah-tengah sidang umum tahunan PBB dan menimbulkan kekhawatiran akan perang antara dua bekas republik Soviet.
Setidaknya 95 orang telah tewas dalam pertempuran terakhir, termasuk 11 warga sipil, menurut penghitungan terbaru yang tersedia.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)