“Pemerintah China tidak ingin kami menjadi proyek yang membekukan tubuh seseorang, tapi mereka ingin melihat bagaimana proyek ini dapat bermanfaat bagi semua bidang kedokteran,”
“Jadi kami bekerja dengan ahli bedah, ahli anestesi dan perfusionis (orang yang mengoperasikan mesin jantung-paru).”
“Ini adalah proyek besar berbasis penelitian, yang menarik saya untuk bergabung dengan mereka," jelasnya.
Baca: Meninggalnya Baim Penghapal Alquran Ditangisi Banyak Orang, Pesan Si Bocah Semasa Hidup Menyentuh
Salah satu kendala terbesar yang terus mengganggu prosedur transplantasi organ adalah, kurangnya kesempatan untuk mendapatkan organ yang layak dari orang yang telah meninggal dan menanamkannya ke pasien.
“Sebagai contoh saat mengangkat hati manusia, waktu yang tersedia sekitar enam jam. Jaringan akan mulai mati setelah enam jam, " jelas Drake.
“Dalam enam jam itu organ harus diangkut, dibersihkan, disiapkan, dan ditanamkan, sedangkan tes darah harus dilakukan pada pendonor dan penerima untuk melihat apakah golongan darah mereka cocok,”
“Itu sangat menantang” kata Drake.
China adalah negara pertama yang melakukan ini dan Institut Yinfeng memimpin dalam bidang penelitian ini.
Tiongkok mungkin melompati semua orang karena mereka telah mengambil pendekatan baru.
Drake mengatakan setiap organ membutuhkan teknik yang berbeda agar dapat diawetkan secara krionik.
“Semakin besar organnya, semakin sulit jadinya. Peralatan yang harus digunakan menjadi lebih besar juga,” katanya.
Menurut Drake, ada 10 pasien yang telah diawetkan secara krionik di Yinfeng.
Tetapi Li Qingping, direktur publisitas di institut tersebut, mengatakan hal itu telah menarik minat yang besar dari orang-orang di China selama beberapa tahun terakhir.
“Lebih dari 100 orang mengunjungi center kami tahun lalu, dan 60 orang telah menjadi anggota yang ingin melakukan prosedur cryonics,” kata Li.