News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pertempuran di Nagorno-Karabakh: Rusia Desak Turki untuk Mendukung Upaya Gencatan Senjata

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Angkatan bersenjata Azerbaijan menembakkan artileri selama pertempuran dengan Armenia.

TRIBUNNEWS.COM - Rusia mendesak Turki untuk mengupayakan bentrokan mematikan di wilayah Nagarno-Karabakh, karena Ankara telah memberikan dukungannya untuk Azerbaijan.

Puluhan orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya luka-luka sejak bentrokan antara Azerbaijan dan Armenia di Nagarno-Karabakh pada Minggu (27/9/2020).

Mengutip Al Jazeera, pada Selasa (29/9/2020), Armenia dan Azerbaijan melaporkan pertumpahan darah lebih lanjut di wilayah, ketika gelombang kekerasan terburuk di sana sejak 1990-an berkecamuk untuk hari ketiga.

Desakan Moskow datang setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (28/9/2020), menuntut Armenia mengakhiri 'pendudukan' di Nagorno-Karabakh.

Baca: Jet Tempur Turki Terjun ke Medan Perang, Armenia Ancam Gunakan Rudal Iskander

Baca: PBB Adakan Pembicaraan Darurat di Hari Ketiga Perang Armenia dan Azerbaijan

Angkatan bersenjata Azerbaijan menembakkan artileri selama pertempuran dengan Armenia. (Via Kontan.co.id)

Erdogan juga menyerukan Armenia untuk meninggalkan wilayah tersebut, secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan.

"Kami menyerukan semua pihak, terutama negara mitra seperti Turki untuk melakukan semua yang mereka bisa untuk gencatan senjata dan kembali ke penyelesaian damai konflik ini dengan menggunakan cara-cara politik dan diplomatik," kata juru bicara, Kremlin Dmitry Peskov, kepada wartawan.

“Setiap pernyataan tentang semacam dukungan dan aktivitas militer tidak diragukan lagi menambah kobaran api. Kami tegas menentang ini," katanya.

Hubungan Turki dan Armenia

Lebih jauh, Armenia menuduh Turki mengirim tentara bayaran untuk mendukung Azerbaijan, tuduhan tersebut dibantah oleh Ankara.

Tank Armenia. (ist)

Turki dan Armenia memiliki hubungan yang kurang baik.

Rusia adalah bagian dari aliansi militer negara-negara bekas Soviet yang mencakup Armenia, dan memiliki pangkalan militer di sana.

Namun, Rusia memasok senjata ke Yerevan dan Baku.

Baca: 13 Fakta Armenia, Negara di Pegunungan Kaukasus yang Berbatasan Langsung dengan Azerbaijan

Baca: Perang Armenia-Azerbaijan Terus Berkecamuk, Artileri Berat Dikerahkan

Peskov mengatakan Rusia melakukan "kontak terus-menerus" dengan ketiga negara tersebut.

Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat telah menengahi upaya perdamaian sebagai "Grup Minsk", tetapi dorongan besar terakhir untuk kesepakatan damai gagal pada tahun 2010.

Konflik Puluhan Tahun

Lebih jauh, Pasukan Armenia dan Azerbaijan bertempur memperebutkan wilayah separatis Nagorno-Karabakh untuk hari kedua pada Senin (28/9/2020).

Kedua belah pihak saling menyalahkan karena melanjutkan serangan yang dilaporkan menewaskan dan melukai puluhan saat konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun kembali menyala.

Pertempuran sengit meletus Minggu di wilayah yang terletak di Azerbaijan itu, tetapi telah di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh pemerintah Yerevan sejak 1994 pada akhir perang separatis.

Pertempuran berlanjut dalam semalam, kata kementerian pertahanan Azerbaijan, menambahkan bahwa pasukan lawan berusaha untuk mendapatkan kembali tanah yang hilang dengan meluncurkan serangan balik ke arah Fuzuli, Cebrayil, Agdere dan Terter.

Baca: Hari Kedua Perang Armenia vs Azerbaijan, 21 Tentara dan Sipil Tewas di Nagorno-Karabakh

Pejabat militer Azerbaijan juga mengatakan kepada kantor berita Interfax bahwa lebih dari 550 tentara Armenia telah dihancurkan, termasuk mereka yang terluka, klaim yang dibantah Armenia.

Bentrokan terjadi di tengah-tengah sidang umum tahunan PBB dan menimbulkan kekhawatiran akan perang antara dua bekas republik Soviet.

Setidaknya 95 orang telah tewas dalam pertempuran terakhir, termasuk 11 warga sipil, menurut penghitungan terbaru yang tersedia.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini