TRIBUNNEWS.COM - Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan kepada Armenia dan pasukan militernya agar meninggalkan wilayahnya.
"Kemudian, perang akan berhenti dan konflik akan berakhir," tegas Aliyev.
Mengutip CNN, dalam wawancaranya dengan Al Jazeera, Presiden Aliyev mengatakan, setelah perang berakhir "mungkin suatu saat nanti rakyat Azerbaijan dan Armenia dapat hidup bersama lagi, dalam damai."
Tetapi, Aliyev tak menunjukkan indikasi permushan akan berakhir dalam waktu dekat.
"Saya pikir pemerintah Armenia melebih-lebihkan dan telah membuat kesalahan sangat serius dengan memprovokasi kami, menyerang kami dan sekarang mereka menderita kekalahan yang sangat serius," tambahnya.
Baca: Sikap Turki ke Prancis: Jika Tidak Suka Kami Mendukung Azerbaijan, Mengapa Anda Berpihak ke Armenia?
Baca: Indonesia Serukan Azerbaijan - Armenia untuk Hentikan Kontak Senjata
Ketegangan berkepanjangan antara Armenia dan Azerbaijan telah berkobar di wilayah Nagorno-Karabakh yang diperebutkan dalam beberapa hari terakhir.
Kedua belah pihak saling menuduh menyerang warga sipil.
Lebih jauh, Aliyev mendesak Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk memberikan bukti bahwa tentara bayaran Suriah bertempur di Nagorno-Karabakh.
"Dia membuat pernyataan tanpa bukti apa pun. Biarkan dia memberi kami bukti. Biarkan dia memberi kami bukti," katanya.
Secara terpisah, dalam pernyataan yang dirilis Sabtu, Kementerian Luar Negeri Armenia menyampaikan peringatkan.
"Pimpinan militer-politik Azerbaijan akan membayar mahal karena melakukan kejahatan berat terhadap orang-orang Armenia di Artsakh," katanya.
Baca: Turki Janji Bela Azerbaijan Perangi Armenia: Kami Pasti Bantu, di Medan Perang atau Meja Perundingan
Baca: 9 Fakta Azerbaijan, Negara di Dekat Armenia yang Sering Disamakan dengan Dubai
Reaksi Dunia Internasional
Baca: PBB Adakan Pembicaraan Darurat di Hari Ketiga Perang Armenia dan Azerbaijan
Baca: Perang Armenia-Azerbaijan Terus Berkecamuk, Artileri Berat Dikerahkan