TRIBUNNEWS.COM, MIAMI-- Calon Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden langsung mengkritik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang kurang dari dua jam kembali ke Gedung Putih setelah tiga hari dirawat di rumah sakit karena virus corona.
Joe Biden menantang Trump untuk menyuarakan kepada masyarakat AS soal pentingnya pemakaian masker pada masa pandemi untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Saya berharap presiden, setelah melalui apa yang dia lalui - dan saya senang dia tampaknya sudah cukup sehat - akan mengkomunikasikan pelajaran yang tepat kepada rakyat Amerika, masker itu penting," ujar Biden di NBC News di Miami, Florida.
Namun dalam video yang dirilis tak lama setelah meninggalkan rumah sakit, Trump malah mendesak rakyat Amerika untuk "pergi keluar" dan tidak takut dengan virus.
Trump meninggalkan rumah sakit mengenakan masker tetapi melepasnya ketika memasuki Gedung Putih.
Trump, 74 tahun, meninggalkan Rumah Sakit Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed pada hari Senin setelah tim medisnya mengatakan dia tidak mengalami demam dalam 72 jam dan menunjukkan kadar oksigen darah normal.
Setelah tiba bermasker, presiden berjalan menaiki tangga Gedung Putih Portico Selatan, melepas masker, dan berpose untuk difoto.
Baca: Seusai Dirawat karena Covid-19, Donald Trump Justru Minta Warga AS Tetap Pergi Keluar: Jangan Takut
Biden, yang telah menjadikan cara Trump menangani pandemi sebagai tema sentral kampanyenya, berfokus pada ketidaksediaan presiden untuk sepenuhnya memakai dan kampannye pentingnya masker.
Para ahli kesehatan, termasuk dalam pemerintahan Trump, telah mengatakan mengenakan masker adalah yang paling efektif untuk menghentikan penyebaran penyakit.
"Apa hal ini disebut 'macho' atau jantan, 'Saya tidak akan memakai masker,'" kata Biden di balai kota.
"Jadilah patriotik, demi Tuhan."
Kampanye Biden telah menghindari pertemuan massa berskala besar selama berbulan-bulan.
Sedangkan Trump, sebelum jatuh sakit, ia terus mengadakan kampanye massal dengan sedikit jarak sosial.
Alhasil virus telah merobek Gedung Putih dan sekutu Trump selama berhari-hari.(Reuters/AFP)