TRIBUNNEWS.COM - Panglima Angkatan Bersenjata Pakistan mengatakan, pasukannya mendukung penuh posisi Azerbaijan di Nagarno-Karabakh yang diduduki, Jumat (9/10/2020) kemarin.
Mengutip aa.com, Duta Besar Azerbaijan untuk Pakistan Ali Alizada bertemu dengan Ketua Komite Kepala Staf Gabungan Jenderal Nadeem Raza di Markas Staf Gabungan di kota Garnisun Rawalpindi.
Menurut pernyataan dari Hubungan Masyarakat Antar-Layanan (ISPR), media Tentara Pakistan, pertemuan tersebut dimaksudkan untuk membahas masalah kepentingan bilateral dan keamanan regional.
Baca juga: Dua Tokoh Populer Armenia Tewas di Tengah Perang Nagorno-Karabakh
Panglima Pasukan Militer menegaskan, hubungan persaudaraan antara kedua negara dibangun di atas fondasi yang kuat.
"CJCSC (Ketua Komite Bersama Kepala Staf) mengatakan, Angkatan Bersenjata Pakistan mendukung penuh posisi Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, yang sejalan dengan beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB yang diadopsi dengan suara bulat," menurut ISPR.
Baca juga: POPULER Internasional: WNI di Jepang Ditangkap Polisi | Konflik Armenia vs Azerbaijan
Baca juga: Konflik Armenia vs Azerbaijan: Jumlah Korban Meningkat, Ribuan Orang Tinggalkan Rumah Mereka
Lebih jauh, Duta besar menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Raza atas dukungan Pakistan untuk tujuan yang adil dari Azerbaijan.
"Senang memanggil Jenderal Nadeem Raza, Ketua JCSC Pakistan dan membahas cara-cara untuk lebih memperkuat hubungan #militer bilateral antara negara-negara persaudaraan kita," tulisnya dalam cuitan Twitter setelah pertemuan itu.
Pekan lalu, Kementerian Luar Negeri Pakistan membantah laporan media India bahwa Pakistan bertempur bersama pasukan Azerbaijan melawan Armenia di Nagorno-Karabakh yang diduduki.
Mereka menyebut laporan itu "tidak bertanggung jawab, spekulatif, dan tidak berdasar."
Baca juga: Gencatan Senjata di Nagorno-Karabakh Rapuh, Armenia-Azerbaijan Masih Silih Serang
Baca juga: Armenia-Azerbaijan Bertemu di Moskow, Kesepakatan Gencatan Senjata Segera Dicapai
Kementerian itu juga mengatakan mendukung posisi Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, yang sejalan dengan beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB yang diadopsi dengan suara bulat.
Bentrokan Azerbaijan vs Armenia meletus pada 27 September 2020,
Sejak itu Armenia melanjutkan serangan terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan, yang menimbulkan korban.
Hubungan antara dua bekas republik Soviet telah tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.
Sekitar 20 persen wilayah Azerbaijan tetap berada di bawah pendudukan ilegal Armenia selama sekitar tiga dekade.
Baca juga: PM Armenia Tuding Turki Manfaatkan Perang Negaranya dengan Azerbaijan
Baca juga: Bukan Cuma Armenia-Azerbaijan yang Berperang, Pasukan Asing Juga Ikut Terlibat, dari Mana Mereka?
Empat Dewan Keamanan PBB dan dua resolusi Majelis Umum PBB, serta banyak organisasi internasional, menuntut penarikan pasukan pendudukan.
OSCE Minsk Group, yang diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan AS, dibentuk pada tahun 1992 juga bergabung untuk menemukan solusi damai atas konflik tersebut, tetapi tidak berhasil.
Banyak kekuatan dunia, termasuk Rusia, Prancis, dan AS, telah mendesak gencatan senjata.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)