Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sedikitnya 34 orang telah ditangkap polisi Jepang karena dianggap telah melakukan penipuan terhadap aplikasi subsidi perusahaan kecil menengah Jepang sekitar satu sampai dua juta yen.
"Tiga puluh empat orang telah ditangkap sejauh ini karena serangkaian penerimaan aplikasi subsidi palsu dari "manfaat berkelanjutan" yang diberikan kepada bisnis yang terkena dampak virus corona baru. Polisi Jepang telah mencium semakin banyak kelakuan penipuan atas aplikasi subsidi tersebut termasuk para warga asing yang membuat usaha di Jepang," papar sumber Tribunnews.com Selasa ini (13/10/2020).
Pada bulan Juli 2020 seorang pria berusia tiga puluhan yang tinggal di wilayah Kanto bertemu dengan seorang pria yang akrab dengan manfaat berkelanjutan melalui seorang kenalan.
Pria itu bekerja sebagai karyawan sementara tahun lalu, tetapi sekarang menganggur, tidak memiliki bisnis, dan tidak berhak atas tunjangan.
Namun, pria tersebut mengatakan bahwa dia "dengan mudah menerima keuntungan" dan menginstruksikan pria tersebut untuk mengirim materi yang menjelaskan profesi dan penjualan kebohongan nya dan mengajukan deklarasi akhir di kantor pajak untuk menyiapkan dokumen yang diperlukan.
Setelah itu, dia mengajukan permohonan dengan konten bahwa penjualan bisnis pria tersebut menurun secara signifikan dengan bertindak atas nama pria tersebut, dan sekitar dua minggu kemudian, 1 juta yen ditransfer dari pemerintah ke orang tersebut.
Pria itu mengenakan biaya 200.000 yen, dan pria itu menerima 1 juta yen (20% dari hasil subsidi pemerintah).
Namun, pria tersebut secara bertahap khawatir tentang kasus penangkapan karena menerima manfaat keberlanjutan secara ilegal sesuai yang dibacanya dalam berita.
Akhirnya akhir September lalu pria tersebut menyerahkan semua dokumen palsu dan memberitahukan kepada polisi akan apa yang diperbuatnya.
"Saya menghabiskan uang setiap hari takut ditangkap polisi. Saya menyesal sekarang," kata pria itu.
Menurut Kepolisian Tokyo ada pula kasus seorang lelaki menggunakan uangnya untuk berselingkuh dengan wanita lain, akhirnya mengajukan dirinya ke polisi bersama pengacaranya, mengakui perbuatan ilegal mendapatkan subsidi pemerintah satu juta tersebut.
Selain itu, sekitar 200 konsultasi telah diterima di pusat layanan konsumen di Jepang, "Saya menerima manfaat subsidi tetapi saya mau mengembalikannya karena dilakukan dengan tidak benar (ilegal)," papar seorang penelpon di ujung sana kepada lembaga konsumen Jepang.
Polisi menyerukan kesadaran semua pihak yang melakukan hal tidak benar itu untuk segera melapor kepada polisi karena merupakan kejahatan serius.