Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan, otoritas Kesehatan Tiongkok menyampaikan telah terjadi kejadian luar biasa (KLB) baru yang disebabkan oleh norovirus.
Padahal vaksin dan obat untuk virus Covid-19 belum ditemukan.
Norovirus sebenarnya bukan virus baru.
Norovirus menjadi penyebab utama terjadi infeksi usus akut (gastroenteritis) di seluruh dunia.
Hal itu diungkap, Spesialis penyakit dalam konsultan Gastroenterologi Hepatologi serta Guru besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Prof Dr. dr Ari Fahrial Syam, SpPD(K) MMB, FINASIM, FACP, di keterangannya, Senin (18/10/2020).
dr Ari mengatakan, virus ini juga ada di Indonesia seperti yang dilaporkan oleh peneliti Indonesia di jurnal internasional salah satunya yang baru saja di publikasi di Jurnal of Medical Virology bulan Mei 2020 yang dilaporkan oleh Dr.Juniastuti, dkk dari Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga.
Baca juga: CDC China: Frozen Food yang Tercemar Virus Corona Dapat Menyebabkan Infeksi
Baca juga: Agen Intelijen Barat secara Pribadi Salahkan FSB Rusia atas Keracunan Alexei Navalny
Dalam jurnal tersebut dilaporkan bahwa dari 91 sampel feses yang diperiksa ternyata 14 sampel atau 15,4 persen mengandung Norovirus.
Sampel penelitian yang dilakukan di awal tahun 2019 ini diambil dari beberapa RS di kota Jambi.
Kasus yang sama juga pernah dilaporkan dari beberapa kota di Indonesia.
"Berbeda dengan virus SARS-Cov-2, Norovirus ini ditularkan melalui makanan atau istilah yang digunakan food borne," ungkap dr Ari.
Gejala yang Timbul Jika Terinfeksi Norovirus
Ia menuturkan, kejadian luar biasa bisa terjadi jika adanya makanan yang tercemar oleh virus tersebut.
Secara umum gejala yang timbul Ketika seseorang mengalami keracunan makanan antara lain demam, nyeri perut, diare, mual dan muntah.
Gejala klinis ini juga muncul pada KLB Norovirus yang terjadi di Tiongkok tersebut tepatnya di Provinsi Shanxi.
"Gejala klinis muncul akibat virus ini bisa terjadi dalam 24 jam setelah mengonsumsi makanan yang tercemar. Hal yang memang perlu diperhatikan adalah ketika jumlah KLB yang dilaporkan terus meningkat," jelas dia.
Bukan Virus Baru dan Ada di Banyak Negara
Sampai saat ini dari informasi yang ada dari Center for Disease Control and Prevention Tiongkok lebih dari 30 KLB sudah terjadi sejak September 2020 ini melibatkan 1,500 kasus terutama dilaporkan ditularkan melalui kantin karena adanya makanan yang tercemar.
Norovirus bukan virus baru dan bisa ditemukan di banyak negara, biasanya bermula dari restoran yang makanannya tercemar oleh Norovirus ini dan akhirnya terjadi KLB akibat banyak pelanggan restoran tersebut yang terinfeksi.
Tetap saja, keberadaan keracunan makanan karena norovirus ini harus diwaspadai, sehingga jika terjadi KLB bahwa sisa makanan yang dicurigai, atau muntahan dan feses pasien yang menerima keracunan makanan tersebut harus dicek apakah Norovirus sebagai penyebabnya.
Jaga Kebersihan Makanan
Upaya yang dilakukan untuk pencegahan Norovirus adalah kualitas makanan harus tetap terjaga kebersihannya baik di restoran, kantin atau di rumah tangga.
"Masyarakat juga harus selalu rajin mencuci tangan pakai sabun," ujarnya.
Sampai saat ini prinsip penanganan jika terinfeksi Norovirus adalah memberikan obat-obatan untuk menghilangkan gejala sakit dan mencegah terjadinya dehidrasi akibat muntah dan diare.
Mengganti makanan dengan yang lebih lunak seperti bubur dan menghindari makan pedas dan berlemak.