News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

4 Hal yang Diketahui tentang Serangan Pisau di Gereja Nice, Prancis

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas forensik Prancis dan petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi serangan pisau di Nice pada 29 Oktober 2020.

TRIBUNNEWS.COM - Pada Kamis (29/10/2020) kemarin, seorang pria merenggut nyawa tiga orang, memotong leher satu wanita di sebuah gereja di Nice, French Riviera.

Mengutip Channel News Asia, pembunuhan brutal itu terjadi selang dua pekan setelah seorang guru sejarah dan geografi dipenggal di luar sekolahnya.

Guru yang diketahui bernama Samuel Paty itu harus kehilangan nyawa setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dalam diskusi kelas tentang kebebasan berekspresi.

Berikut ini, empat hal yang diketahui tentang insiden brutal di Nice, Prancis:

Petugas forensik mengerahkan tandu di lokasi serangan pisau di jalan Nice, Prancis, Kamis (29/10/2020). (AFP/Valery HACHE) (AFP/Valery HACHE)

Baca juga: MUI Ajak Umat Islam Indonesia Boikot Semua Produk asal Prancis

Baca juga: Naikkan Status Keamanan, Prancis Kerahkan Ribuan Tentara Jaga Tempat Ibadah dan Sekolah

Apa yang terjadi?

Pada pukul 08.29 pagi waktu setempat, seorang pria bersenjatakan pisau mulai menyerang jemaat yang berdoa di Basilika Notre-Dame, pusat kota Mediterania.

Dalam konferensi pers, Jaksa anti-teror Prancis Francois Ricard mengatakan, penyerang dilaporkan membawa salinan Alquran dan tiga pisau bersamanya.

Aksi brutal itu berlangsung hampir setengah jam itu.

Penyerang menggunakan pisau sepanjang 30 sentimeter memotong leher wanita berusia 60 tahun.

Korban dinyatakan meninggal di dalam gereja.

Baca juga: Presiden PKS Kirim Surat Terbuka untuk Presiden Prancis Emmanuel Macron

Anggota dari unit polisi taktis elit RAID Prancis masuk untuk menggeledah Basilika Notre-Dame de Nice setelah serangan pisau di Nice pada 29 Oktober 2020 (Valery HACHE / AFP)

Kemudian, mayat pria yang merupakan staf gereja berusia 55 tahun ditemukan di dekat basilika, tenggorokannya juga digorok.

Korban lain yang diidentifikasi berusia 44 tahun, melarikan diri dari gereja ke restoran terdekat.

Tak lama kemudian, wanita itu meninggal karena mendapat beberapa luka tusuk.

Penyerang ditembak dan dilukai oleh polisi yang tiba dengan cepat ke tempat kejadian.

Video yang diakses AFP menunjukkan penyerang dipukuli sekira enam kali oleh aparat berwajib.

Baca juga: Ibu 3 Anak Asal Brasil 1 Diantara Korban Tewas dalam Teror di Prancis

Identitas Tersangka

Diketahui, tersangka merupakan warga Tunisia berusia 21 tahun.

Narasumber resmi mengatakan kepada AFP, penyerang itu baru tiba di Prancis awal bulan ini setelah mengunjungi Eropa dengan kapal migran melalui Pulau Lampedusa, Italia pada akhir September.

Tersangka penusukan menyebut dirinya "Brahim", kata narasumber tersebut.

Ketika dia diamankan, penyerang mengaku sebagai Brahim Aoussaoui.

Baca juga: Kecaman Para Pemimpin Dunia Atas Penusukan di Prancis

Petugas forensik Prancis dan petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi serangan pisau di Nice pada 29 Oktober 2020. (Valery HACHE / AFP)

Identitas Korban

Pria yang meninggal itu merupakan ayah berusia 45 tahun.

Menurut Canon Philoppe Aso tokoh agama senior di gereja, kepergian pria tersebut meninggalkan dua gadis yang melayani sebagai Sakristan di basilika.

Korban pertama, wanita berusia 60 tahun, wanita lain yang meninggal adalah seorang ibu berusia 40-an.

"Beri tahu anak-anak saya bahwa saya mencintai mereka," ucap wanita tersebut sebelum menghembuskan napas terakhirnya, menurut saluran kabel Prancis BFM TV.

Baca juga: Para Pemimpin Dunia Kecam Serangan Teror di Notre-Dame Basilica Nice, Prancis

Secara terpisah, pemerintah Brasil mengatakan, wanita itu merupakan warga negara Brasil.

Meski belum ada konfirmasi apakah dia juga berkewarganegaraan Prancis.

Apakah ini serangan teror?

Untuk diketahui, Otoritas Prancis mengklaim insiden ini sebagai serangan teror.

Jaksa anti-teroris dilaporkan telah membuka penyelidikan atas "pembunuhan dan percobaan pembunuhan yang terkait dengan aksi teroris".

Presiden Prancis Emmanuel Macron ikut serta dalam konferensi bersama Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus di Istana Elysee, Paris, Rabu (8/4/2020). (AFP/Ludovic MARIN/POOL)

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini