Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Sebuah proyek untuk membangun terowongan rel kecepatan tinggi bawah laut pertama China di Provinsi Zhejiang timur telah disetujui pada hari Senin kemarin.
Investasi dalam proyek ini diperkirakan mencapai lebih dari 4 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Pembangunan terowongan bawah laut Jintang diharapkan dimulai tahun ini, sedangkan secara keseluruhan proyek ini akan membutuhkan waktu enam hingga tujuh tahun untuk menyelesaikannya.
Dengan kedalaman maksimum 78 meter dan diameter 14 meter, terowongan sepanjang 16,2 km ini akan menjadi terowongan bawah laut terpanjang di dunia untuk rel kecepatan tinggi setelah selesai dibangun.
Ini akan menghubungkan Pulau Jintang di Zhoushan dan daerah pesisir Ningbo.
Baca juga: BMKG: Topan Goni Bergerak ke Laut China Selatan, Indonesia Waspada Angin Kencang dan Hujan Lebat
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (3/10/2020), Pulau Zhoushan di Provinsi Zhejiang, sangat populer di kalangan wisatawan karena infrastruktur dan hotelnya yang berkembang serta memiliki pantai yang bersih.
Saat ini, para wisatawan bisa mengunjungi pulau itu hanya menggunakan mobil melalui jembatan atau bisa juga naik pesawat.
Nantinya, saat terowongan bawah laut ini selesai dibangun, kereta api dengan kecepatan 250 km/jam akan diberangkatkan dari Ningbo ke Zhoushan hanya dalam waktu 30 menit.
Baca juga: Menlu Retno Bahas Laut China Selatan hingga Isu Palestina dengan Menlu AS Pompeo
Melakukan perjalanan darat di antara dua tempat yang dihubungkan dengan sejumlah jembatan itu, saat ini kira-kira membutuhkan waktu tiga kali lebih lama.
Menurut pejabat setempat, sistem manajemen kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) eksplorasi geologi yang akan digunakan selama konstruksi, memiliki fungsi pemantauan penuh untuk proses pengeboran.
Ini bisa mewujudkan pengawasan jarak jauh 'tanpa kontak' dan secara efektif menghindari risiko pandemi virus corona (Covid-19) di lokasi konstruksi.