Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ternyata tidak sedikit binatang sangat berbahaya ada di Jepang.
Ada 18 jenis sangat berbahaya, kalau terkena patokan atau gigitan berbisa, beracun, tak lama kita bisa meninggal.
"Belakangan memang ada jenis semut sangat berbahaya masuk ke Jepang terutama Hiari dari dari Amerika Latin, atau semut Solenopsis geminata dari India dan mulai tersebar antara lain lewat transportasi bis dan truk ke berbagai penjuru di Jepang," papar sumber di kementerian kesehatan Jepang Rabu (4/11/2020) kepada Tribunnews.com.
Namun ada 50 binatang jauh lebih bahaya, sangat bahaya di dunia ini, tambahnya, dan 18 yang sangat berbahaya di dalam 50 yang sangat berbahaya itu sudah ada di Jepang pula.
Mungkin warga yang tinggal di Jepang perlu lebih hati-hati apabila menemui 18 binatang berikut ini, jangan sampai menyentuh atau tersentuh apalagi tergigit olehnya.
Daftar 18 binatang terbahaya di Jepang, memiliki racun dan tak lama kemudian dapat membunuh kita manusia sebagai berikut ini.
1. Habukurage atau Ubur-ubur Chironex yamaguchii
2. Kapakikomachi gumo atau Laba-laba Cheiracanthium japonicum
3. Anpoinagai atau Kerang Conus geographus
4. Hyoumondako atau Gurita Hapalochlaena
5. Katsuo noeposhi atau Ubur-ubur Physalia physalis
6. Onihitode atau Ikan bintang Acanthaster planci
7. Yamakagashi atau Ular Rhabdophis tigrinus
8. Oohikigaeru atau Katak Rhinella marina
9. Onidarumaokoze atau Ikan Synanceia verrucosa
10. Seakagokegumo atau Laba-laba Latrodectus hasseltii
11. Minokasago atau ikan Pterois lunulata Temminck and Schlegel (Pterois)
12.Nihon mamushi atau Ular Gloydius blomhoffii
13. Suzumebachi atau Tawon Vespinae
14. Habu atau Ular Protobothrops flavoviridis
15. Sakishima habu atau Ular Protobothrops elegans (Trimeresurus elegans)
16. Mitsubachi atau Tawon Apidae (Apis)
17. Hime habu atau Ular Ovophis okinavensis
18. Akaei atau Ikan pari Dasyatis akajei (Hemitrygon akajei)
"Segera laporkan keberadaannya kepada polisi kalau menemukan binatang berbahaya tersebut, himbauan sumber Tribunnews.com dari kementerian kesehatan Jepang.