TRIBUNNEWS.COM - Bahan peledak menghantam upacara internasional untuk memperingati Perang Dunia I pada Rabu (11/11/2020) di Jeddah, Arab Saudi, sekira dua orang dilaporkan terluka.
Beberapa jam setelah insiden bom di monumen peringatan Perang Dunia I tersebut, Otoritas setempat mengatakan, warga Yunani dan petugas keamanan Saudi terluka.
Mereka menggambarkan serangan bom itu sebagai serangan 'pengecut'.
Mengutip Al Jazeera, pernyataan yang disiarkan kantor berita negara SPA mengatakan, saat ini penyelidikan tengah dilakukan dan dikonfirmasi beberapa Diplomat hadir di acara tersebut.
Baca juga: Dubes RI di Arab Saudi Sebut Rizieq WNI Ora Duwe Paspor, Fadli Zon: Seharusnya Bela Warganya!
Baca juga: Aturan Karantina Covid-19 Umrah Berubah, Konjen RI: Arab Saudi Cari Pola yang Pas
Pejabat dari Yunani yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan, "ada empat (orang) luka ringan, di antaranya satu orang Yunani".
Berdasarkan siaran televisi pemerintah Saudi, yang melaporkan dari luar situs menekankan, situasi sekarang ini sudah stabil.
Tetapi, belum ada klaim tanggung jawab dan tak ada penjelasan tentang motif serangan bom itu.
Perwakilan Beberapa Negara
Koresponden Al Jazeera yang ada di Paris, Natacha Butler mengatakan, Kedutaan Besar Prancis, Yunani, Italia, Amerika Serikat dan Inggris memiliki perwakilan untuk menghadiri peringatan Perang Dunia I di Jeddah.
Otoritas terkait mengeluarkan pernyataan dan mengutuk serangan bom itu.
Mereka juga meminta Otoritas Saudi untuk menyelidiki serangan bom tersebut dengan transparan.
Terkait insiden bom di Jeddah ini, Kementerian Luar Negeri Prancis mengeluarkan pernyataan.
"Upacara tahunan untuk memperingati berakhirnya Perang Dunia I di Jeddah, dihadiri beberapa Konsulat, termasuk dari Prancis, menjadi sasaran serangan IED (alat peledak improvisasi) pagi ini, beberapa orang dilaporkan terlukam" terang Kementerian Luar Negeri Prancis.
Baca juga: Polri Baru Dengar Kabar Adanya Red Notice Rizieq Shihab saat Masih di Arab Saudi
Baca juga: Respons Presiden Prancis Emmanuel Macron Atas Kemenangan Joe Biden : Mari Bekerja Bersama
Prancis Imbau Warganya Ekstra Hati-hati di Saudi
Secara terpisah, Prancis mendesak warganya di Saudi untuk "meningkatkan kewaspadaan" di tengah ketegangan yang meningkat, pasca penyerangan bulan lalu atas guru sekolah yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas.
"Secara khusus, dengan bijaksana dan jauhi pertemuan, berhati-hatilah saat bepergian," terang pernyataan Kementerian Luar Negeri Prancis, yang dibagikan pada penduduk Prancis di Jeddah.
Baca juga: Tanggapan Pengusaha Ritel Tentang Macron dan Aksi Boikot Produk Prancis di Indonesia
Serangan Serupa
Untuk diketahui, bulan lalu, seorang warga Saudi melukai penjaga keamanan di Konsulat Prancis yang berada di Jeddah dengan pisau.
Serangan itu terjadi di hari yang sama ketika pria bersenjata pisau, membunuh tiga orang di sebuah gereja di Nice, Prancis Selatan.
Seperti diketahui, Arab Saudi yang dikenal sebagai rumah bagi situs-situs paling suci Islam, telah mengkritik insiden kartun itu.
Tetapi, Otoritas Saudi juga "dengan keras" mengutuk serangan di Nice.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)