TRIBUNNEWS.COM - Donald Trump untuk pertama kali tampaknya mengakui kemenangan Joe Biden dari Partai Demokrat atas Pilpres AS 2020.
Tetapi, Trump kembali mengklaim bahwa pemungutan suara dalam Pilpres AS telah dicurangi.
"Dia menang karena pemilihannya curang," cuitan Trump pada Minggu (15/11/2020).
"Saya tidak mengakui apa-apa," tulis Trump dalam twit lain tak lama setelah itu.
Sementara itu, Kepala staf Biden yang baru, Ron Klain, menolak sebagian besar klaim Trump atas kemenangan Joe Biden dalam wawancara pada Minggu kemarin.
"Jika Presiden (Donald Trump) siap menerima kenyataan itu, itu positif," kata Klain pada program Meet the Press NBC.
Namun, dia menambahkan: "Umpan Twitter Donald Trump tidak menjadikan Joe Biden presiden atau bukan presiden, rakyat Amerika yang melakukannya."
Al Jazeera melaporkan, media berita Amerika Serikat memproyeksikan Biden sebagai pemenang Pilpres AS 2020 pada 7 November kemarin.
Biden berhasil mengumpulkan 290 suara elektoral, sementara Donald Trump mencatat 214 elektoral.
Baca juga: Joe Biden Pertimbangkan Sosok Ini Jadi Menteri Keuangan AS
Baca juga: Apa Arti Kemenangan Joe Biden di Pilpres AS bagi Korea Utara? Ini Kata Analis
Transisi yang Tertunda
Lebih dalam, Kepala Staf Biden, Ron Klain juga mengatakan pada hari yang sama, pemerintahan Trump belum mengizinkan akses tim transisi mengatasi pandemi virus corona atau keamanan nasional.
Akses dan pendanaan transisi, bergantung pada kemenangan Biden diakui secara resmi atau "dipastikan" oleh Administrasi Layanan Umum.
“Apa yang benar-benar ingin kami lihat minggu ini adalah masalah Administrasi Layanan Umum yang memastikan (proses transisi),” kata Klain.
Baca juga: Walau Tak Kunjung Akui Kekalahannya, Donald Trump Bakal Deklarasi Maju Pilpres Amerika Serikat 2024
Baca juga: Cucu Donald Trump Keluar dari Sekolah, Disebut karena Orang Tuanya Dikritik Tak Patuh Pedoman Covid
Ribuan Orang Mendukung Trump
Tanggapan Trump pada Minggu (15/11/2020) muncul setelah ribuan pendukungnya turun ke jalan, Sabtu (14/11/2020) untuk memprotes hasil Pilpres AS.
Setelah malam tiba, aksi damai di Washington berubah menjadi kekerasan.
Video yang diunggah di media sosial menunjukkan perkelahian dan lemparan proyektil.
Para pejabat mengakan, berbagai tuduhan, termasuk penyerangan dan kepemilikan senjata diajukan terhadap demonstran yang diamankan petugas.
Dilaporkan, dua petugas polisi terluka dan beberapa senjata api ditemukan oleh polisi.
Baca juga: Biden Siap Realisasikan Janji Stimulus Fiskalnya untuk Topang Ekonomi AS Pasca Pandemi
Baca juga: Trump Tepati Janji Kampanyenya Saat Memimpin AS, Bagaimana dengan Biden?
Kata Dr Fauci, Pakar Penyakit Menular AS Soal Penanganan Covid-19
Dalam wawancara terpisah pada Minggu (15/11/2020), pakar penyakit menular terkemuka Dr Anthony Fauci dan anggota gugus tugas virus corona Trump buka suara soal penanganan Covid-19.
Dr Fauci menekankan pentingnya pemerintah bekerja sama dalam memerangi pandemi.
Saat ini pandemi Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 11,3; juta warga AS.
"Seperti yang Anda ketahui, saya melalui banyak transisi sekarang, telah melayani enam presiden selama 36 tahun," kata Dr Fauci dalam program State of the Union CNN.
"Sangat jelas bahwa proses transisi yang kami lalui, sangat penting dalam penyerahan informasi secara mulus, hampir seperti mengoper tongkat estafet dalam perlombaan," ujar Dr Fauci.
"Anda tidak ingin berhenti dan kemudian memberikannya kepada seseorang, Anda pada dasarnya ingin terus maju," ungkapnya.
Dr Fauci mengatakan, sudah beberapa bulan, Trump tak menghadiri pertemuan satuan tugas virus corona Gedung Putih.
Lebih dalam, Dr Fauci kemudian memuji pekerjaan Ron Klain di masa lalu dalam mengkoordinasikan tanggapan terhadap krisis Ebola di bawah Presiden Barack Obama.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)