News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

WHO Sarankan Penggunaan Remdesivir sebagai Pengobatan Covid-19

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi remdesivir - World Health Organization (WHO) menyarankan remdesivir dipakai untuk obat antivirus pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

TRIBUNNEWS.COM –  World Health Organization (WHO) menyarankan remdesivir dipakai untuk obat antivirus pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

WHO menyampaikan imbauan tersebut terlepas dari seberapa parah pasien Covid-19 merasakan sakit.

Saat ini tidak ada bukti remdesivir meningkatkan kelangsungan hidup pasien atau perlu diberi ventilasi.

Grup Pengembangan Panduan WHO (GDG) mendasarkan rekomendasinya pada tinjauan bukti baru dan membandingkan efek beberapa perawatan obat pada lebih dari 7.000 pasien.

Baca juga: Favipiravir dan Remdesivir hingga Jamu Dapat Izin Darurat untuk Diberikan Pada Pasien Covid 19

Baca juga: FDA AS Keluarkan Persetujuan untuk Remdesivir sebagai Pengobatan Covid-19

Ilustrasi remdesivir yang digunakan sebagai obat Covid-19. World Health Organization (WHO) menyarankan remdesivir dipakai untuk obat antivirus pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. (TrialSite News)

Mengutip Al Jazeera, panel ahli yang mencakup empat pasien yang pernah menderita Covid-19 pun memberikan kesimpulan.

"Remdesivir tidak memiliki efek yang berarti pada kematian atau hasil penting lainnya bagi pasien, seperti kebutuhan ventilasi mekanis atau waktu untuk perbaikan klinis,” kata WHO dalam sebuah pernyataan.

Pada Oktober, WHO mengatakan uji coba Solidaritas global yang menggunakan remdesivir dalam perawatan rumah sakit, menemukan remdesivir tidak banyak berpengaruh pada lamanya waktu pasien dirawat di rumah sakit atau kelangsungan hidup mereka.

Baca juga: Penjelasan Ahli dan BPOM RI Tentang Perkembangan Uji Klinik Fase III Vaksin Covid-19 di Bandung

Perhatian Dunia pada Remdesivir

Untuk dicatat, remdesivir yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi AS Gilead Sciences dikenal sebagai pengobatan Ebola.

Remdesivir adalah satu diantara beberapa obat yang menarik perhatian dunia karena para dokter mencari cara yang lebih efektif untuk mengobati virus corona baru, yang muncul di China akhir tahun lalu.

Pada 1 Mei 2020, Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat, memberikan otoritasi untuk penggunaan remdesivir ketika keadaan darurat.

Presiden AS Donald Trump diberi remdesivir ketika dia dirawat di rumah sakit karena Covid-19 pada awal Oktober.

Obat tersebut juga mendapatkan persetujuan peraturan di beberapa negara lain.

Baca juga: FDA AS Keluarkan Persetujuan untuk Remdesivir sebagai Pengobatan Covid-19

Baca juga: FDA Minta TikTok Hapus Semua Video Benadryl Challenge, Ada Unsur Berbahaya hingga Laporan Kematian

Ilustrasi satu botol obat Remdesivir terletak saat konferensi pers tentang dimulainya penelitian obat Ebola Remdesivir pada pasien yang sakit parah di Rumah Sakit Universitas Eppendorf (UKE) di Hamburg, Jerman utara pada 8 April 2020. (Ulrich Perrey / POOL / AFP)

Pengobatan alternatif

Panel ahli mengakui pihaknya membuktikan remdesivir tidak bermanfaat sama sekali.

Pada Juli, Gilead memberi harga remdesivir sebesar 2.340 dolar Amerika untuk pengobatan lima hari di AS dan beberapa negara maju lainnya.

Gilead belum merilis laporan studi klinis lengkap tentang remdesivir.

Sejak dunia menaruh perhatian pada berita tentang remdesivir, pengobatan alternatif telah muncul.

Termasuk deksametason steroid yang murah dan tersedia secara luas.

Deksametason steroid biasanya digunakan untuk mengurangi peradangan pada penyakit lain seperti radang sendi.

Dalam hasil uji coba yang diumumkan pada Juni 2020, deksametason, terbukti mengurangi tingkat kematian sekitar sepertiga di antara pasien Covid-19 yang sakit paling parah.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini