TRIBUNNEWS.COM - Legenda sepak bola Diego Maradona meninggal pada Rabu (25/11/2020) di rumahnya di Tigre, Argentina, diduga karena gagal jantung kronis.
Sang legenda sepak bola asal Argentina itu menghembuskan napas terakhirnya di usia 60 tahun.
Pemain sepak bola legendaris ini juga dikenal saat aksinya di perempat final Piala Dunia 1986.
Maradona membuat marah tim Inggris dengan gol 'Tangan Tuhan'.
Kepergian Maradona menyisakan kesedihan bagi semua penggemarnya.
Kiriman doa juga dipanjatkan untuk mengiringi kepergian Maradona.
Baca juga: Marahnya Keluarga Diego Maradona, Foto Jenazah di Peti Mati Tersebar ke Media Sosial
Baca juga: Datang ke Pemakaman, Mantan Pacar Maradona Cuma Bikin Rusuh
Mengutip Vatican News, Paus Fransiskus juga mengirim doa untuk mendiang legenda sepak bola tersebut.
Sebelumnya, Diego Maradona bertemu Paus Fransiskus dalam beberapa kesempatan, terutama pada 4 September 2014 lalu.
Diego Maradona dan Paus Fransiskus bertemu di Casa Santa Marta sebelum pertandingan amal.
Mereka bertemu lagi setahun kemudian.
Paus Fransiskus berdoa untuk Diego Maradona selama masalah kesehatan yang dia derita.
Direktur Kantor Pers Takhta Suci, Matteo Bruni mengatakan pada Rabu malam (25/11/2020), bahwa Paus Fransiskus "mengingat Maradona dengan kasih sayang".
Terutama, kata Bruni, saat mereka bertemu dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Orang ini Dipecat Setelah Sebar Foto Jasad Diego Maradona
Paus Fransiskus juga mendoakan Maradona beberapa hari terakhir setelah mengetahui kondisi kesehatannya memburuk.
Vatican News menulis, tidak ada pemain (sepak bola) yang akan menangkap imajinasi seperti Diego Maradona.
"(Diego Maradona) membuat jantung berdebar kencang. Dia menggunakan hadiah yang diberikan Tuhan sepenuhnya," terang Vatican News.
Kepergian Maradona membuat Argentina dan seluruh dunia menangis.
Baca juga:Belum Satu Pun Pemain yang Mampu Sentuh Rekor Diego Maradona Ini
Profil Singkat Diego Maradona
Dikutip Tribunnews dari Biography, Maradona dikenal sebagai atlet sepak bola asal Argentina yang menginspirasi banyak pemain bola lainnya hampir di seluruh penjuru dunia.
Dia memimpin Argentina meraih kemenangan dan merengkuh gelar Piala Dunia pada tahun 1986 yang berlangsung di Meksiko.
Sosoknya dikenal secara luas sebagai satu di antara pemain terbaik sepanjang masa.
Maradona memimpin klubnya menuju kejuaraan di Argentina, Italia dan Spanyol.
Namun, karier legenda sepak bola itu dirusak oleh sepasang skorsing profil tinggi karena penggunaan narkoba.
Maradona pun berjuang melawan masalah kesehatan saat pensiun.
Diego Armando Maradona lahir pada 30 Oktober 1960 di Villa Fiorito, sebuah provinsi Buenos Aires, Argentina.
Mardona adalah anak kelima dari delapan bersaudara yang dibesarkan oleh Diego Sr dan Dona Tota.
Maradona tumbuh dalam keluarga yang miskin namun rukun.
Dia menerima bola sepak pertamanya sebagai hadiah pada usia 3 tahun dan dengan cepat jatuh cinta pada permainan tersebut.
Pada usia 10 tahun, Maradona bergabung dengan Los Cebollitas, tim yunior Argentinos Juniors, salah satu klub terbesar di Argentina.
Maradona menunjukkan kemampuannya yang luar biasa pada usia dini.
Maradona memimpin Los Cebollitas ke rekor tak terkalahkan dalam 136 pertandingan yang luar biasa.
Dia melakukan debut profesionalnya untuk tim senior sesaat sebelum ulang tahunnya yang ke-16.
Baca juga: Barcelona Ucapkan Belasungkawa atas Meninggalnya Diego Maradona
Karir Profesional Maradona
Gelandang bertubuh pendek itu disebut tak kenal takut di lapangan sepakbola.
Maradona terkenal karena kemampuannya menciptakan peluang mencetak gol untuk dirinya sendiri dan klubnya.
Puncak karier Maradona datang sebagai anggota timnas Argentina yang menjuarai Piala Dunia 1986.
Dalam penampilannya, Maradona mencetak dua gol yang tak terlupakan di perempat final atas Inggris.
Secara keseluruhan, Maradona bermain di empat Piala Dunia.
Maradona mencetak 34 gol yang mengesankan dalam 91 penampilan internasional untuk Argentina.
Terlepas dari kecemerlangannya yang tidak perlu dipertanyakan di atas lapangan, Maradona yang emosional menjadi sama terkenalnya sebagai sosok yang sangat kontroversial.
Maradona menjadi kecanduan kokain saat bermain di Spanyol pada 1980-an.
Akibat gaya hidupnya, Maradona menerima skorsing 15 bulan setelah dites positif menggunakan zat tersebut pada 1991.
Maradona mengalami skorsing profil tinggi lainnya tiga tahun kemudian, kali ini karena dites positif menggunakan efedrin selama Piala Dunia.
Maradona menghabiskan karir senjanya di negara asalnya.
Keterampilan fisik Maradona berkurang karena cedera yang memuncak dan hidup yang berat selama bertahun-tahun.
Maradona mengumumkan pengunduran dirinya pada malam ulang tahunnya pada tahun 1997.
Baca juga: Ungkapan Kesedihan Pele Atas Meninggalnya Diego Maradona, Ingin Bareng Bermain Bola di Langit
Kehidupan setelah Sepak Bola
Masalah yang melanda Maradona di kemudian hari dalam karir profesionalnya berlanjut setelah dia pensiun.
Maradona dirawat di rumah sakit karena masalah jantung pada tahun 2000 dan 2004.
Kedua kalinya Maradona dilaporkan membutuhkan penggunaan respirator untuk bernapas dengan benar.
Tahun berikutnya Maradona menjalani operasi bypass lambung.
Sebuah jajak pendapat internet yang dilakukan oleh Federation Internationale de Football Association menyebut Maradona sebagai pemain top abad ke-20.
Pada 2008, Maradona dipekerjakan untuk melatih tim nasional Argentina.
Terlepas dari kekecewaan publik, Maradona tetap dicintai di Argentina sebagai putra daerah.
Baca juga: Diego Maradona Meninggal Dunia: Messi, Ronaldo, Pele, Deretan Bintang Dunia Beri Penghormatan
Baca juga: Mengenang Diego Maradona, Pernah Tampil di Piala Dunia U-20 1979 dan Jebol Gawang Timnas Indonesia
Kematian Maradona
Maradona, yang baru saja pulih dari operasi otak darurat.
Maradona meninggal di rumahnya di Argentina karena serangan jantung pada 25 November 2020.
Maradona menghembuskan napas terakhirnya pada usia 60 tahun.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)