TRIBUNNEWS.COM - Komandan Korps Garga Revolusi Islam (IRGC) Iran tewas dalam serangan udara di perbatasan Irak-Suriah.
Pejabat Keamanan Irak dan milisi setempat mengabarkan pada Senin (30/11/2020), kejadian itu diperkirakan berlangsung antara Sabtu dan Minggu (29-30/11/2020) kemarin.
Tetapi, mereka tidak merinci identitas komandan yang tewas dalam serangan udara tersebut.
Menurut pihak berwenang, komandan IRGC itu terbunuh bersama tiga pria lainnya yang satu kendaraan dengannya.
Baca juga: Iran Mulai Prosesi Pemakaman Ilmuwan Nuklir yang Terbunuh
Baca juga: The Grandeur Center International Gelar Bakti Sosial Bantu Anak Yatim Irak di Turki
Dilaporkan Reuters, kendaraan yang mereka tumpangi membawa senjata dan melintasi perbatasan Irak.
Dua pejabat keamanan Irak secara terpisah menuturkan, kendaraan komandan IRGC itu pun dihantam senjata setelah memasuki wilayah Suriah.
Mereka menambahkan, kelompok paramiliter Irak yang didukung Iran membantu mengambil mayat-mayat itu.
Namun, mereka juga tidak merinci atau memberikan waktu pasti kejadian tersebut terjadi.
Narasumber militer dan milisi setempat mengonfirmasi komandan yang tewas dalam serangan udara tersebut.
Tetapi, Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen bahwa seorang komandan Iran telah terbunuh.
Baca juga: Pengadilan Iran Vonis Mati Agen CIA yang Terlibat dalam Pembunuhan Qasem Soleimani
Baca juga: Senjata yang Dipakai Membunuh Ilmuwan Nuklir Iran Diduga Milik Israel
Serangan terjadi Selang Beberapa Hari Pasca Tewasnya Ilmuwan Nuklir
Insiden itu terjadi hanya beberapa hari setelah ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh dibunuh di Teheran.
Iran pun menuduh Israel ada di balik tewasnya ilmuwan nuklir itu.
Pekan lalu, Israel melancarkan serangan udara terhadap berbagai sasaran Suriah dan Iran.
Aksi itu menandakan bahwa mereka akan mengejar kebijakannya untuk menyerang sasaran Iran di kawasan itu, ketika Presiden AS Donald Trump bersiap untuk meninggalkan kantor.
Baca juga: Presiden Brasil Jair Bolsonaro Bela Donald Trump Soal Pilpres AS, Yakin Ada Kecurangan karena Ini
Baca juga: Trump Kecam Putusan Hakim soal Pilpres AS: Sistem Macam Apa Ini?
Kekhawatiran Pejabat Irak, sebelum Biden Ambil Alih Gedung Putih
Para pejabat Irak khawatir akan terjadi konflik lebih luas, jelang Presiden terpilih Joe Biden menjabat.
Sebab, Biden dipandang kurang konfrontatif dengan Iran daripada pemerintahan Trump.
Sementara, milisi Irak yang didukung Iran masih belum pulih dari 'luka' atas pembunuhan AS terhadap dalang militer Iran Qassem Soleimani pada Januari 2020 lalu.
Pemimpin Irak Abu Mahdi al-Muhandis telah bersumpah akan membalas dendam terhadap Amerika Serikat atas tewasnya Qassem Soleimani.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)