News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ini Dia Tiga Wanita Hebat di Balik Misi Antariksa China Mendarat di Bulan

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Zhou Chengyu (24, kanan) tertawa bersama rekan-rekannya di pusat misi antariksa China. Gadis beretnis Tujia dari Provinsi Anhui itu diberi tugas jadi komandan sistem penghubung roket Chang'e-5 yang berhasil menjalankan misi pendaratan ke bulan.

“Saya akan melewatkan istirahat minum atau istirahat apa pun ketika saya sedang bekerja karena saya tahu saya harus sangat efisien selama sembilan jam itu,” tambahnya

Dalam laporan khusus media China, dua wanita lain yang ditampilkan jadi bagian penting misi ke bulan adalah Cui Yihan.

Ia bertugas mengelola peralatan perangkat lunak peluncuran roket. Wanit aketiga, Sun Zhenlian, direktur sistem pendukung peluncuran roket.

Cui baru saja lulus dari Universitas Sains dan Teknologi Cina di provinsi timur Anhui. Sun adalah veteran roket sistem peluncuran Long-March China.

Pada 2019, Sun menjadi topik berita ketika dia tertangkap kamera menangis kegirangan setelah roket Long-March 3 berhasil diluncurkan.

Meningkatnya representasi perempuan dalam sains Tiongkok sebagian didorong oleh meningkatnya jumlah perempuan yang mempelajari sains.

Wan mengatakan siswa perempuan di sekolahnya telah tumbuh setidaknya 10 persen dalam lima tahun terakhir. Di beberapa kelas, katanya, jumlah siswa laki-laki dan perempuan yang belajar hampir sama.

“Tapi keterwakilan di sekolah tidak sama dengan keterwakilan di tempat kerja,” ujarnya.

"Jika wanita yang mempelajari sains tidak bisa mendapatkan tawaran pekerjaan yang sama dengan pria, apakah kita benar-benar melihat perubahan sosial yang mendasar?" tambah Wan.

Di dunia, lebih banyak ilmuwan wanita yang menerobos bermacam-macam hambatan.

Jennifer Doudna, seorang ahli biokimia Amerika menemukan CRISPR, teknologi pengeditan gen. Ia menerima anugerah Nobel bidang Kimia tahun ini.

Kiara Nirghin, seorang siswa berusia 20 tahun dari Afrika Selatan, menemukan struktur molekul khusus yang mampu menampung banyak air.

Molekuk itu bisa dimanfaatkan di daerah yang dilanda kekeringan untuk menghemat air.  Nirghin adalah pemenang Google Science Fair 2016.

Pesawat ruang angkasa Chang'e 5 adalah fase kelima dari Program Eksplorasi Bulan China, yang dimulai pada Maret 2004.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini