TRIBUNNEWS.COM - Pejabat pemerintahan di India dikabarkan tengah berusaha membuat warganya tidak panik terhadap munculnya penyakit misterius di kota Eluru, Andhra Pradesh.
Seperti yang dilansir Daily Express, sejauh ini, sedikitnya 455 orang telah dirawat di rumah sakit dan ratusan lainnya juga terkena penyakit tersebut.
Covid-19 telah dikesampingkan karena gejala yang dialami tidak mengarah ke sana.
Kolektor distrik Godavari Barat Revu Muthyala Raju kemarin (7/12/2020) mengatakan tidak ada tanda-tanda penularan hingga saat itu, lapor Times of India.
Gejala yang dialami pasien penyakit ini yaitu mual, kejang, hingga pingsan.
Setidaknya satu orang -seorang pria berusia 45 tahun- meninggal karena serangan jantung setelah timbulnya gejala, menurut laporan.
Baca juga: UPDATE Penyakit Misterius di India: Korban Sakit Bertambah Menjadi 455 Pasien, 1 Orang Meninggal
Baca juga: Setelah Covid-19, India Diserang Penyakit Misterius, Ratusan Orang Dilarikan ke Rumah Sakit
Kontaminasi air sedang diselidiki sebagai kemungkinan penyebabnya.
Pihak berwenang menyelidiki 20 pasokan air di dalam dan sekitar kota Eluru, tempat wabah pertama kali dilaporkan, kata Reuters sore kemarin.
Namun, Menteri Kesehatan negara bagian Alla Kali Krishna Srinivas mengklaim kontaminasi air bukanlah penyebab penyebaran penyakit.
Kantor kepala menteri mengklaim orang-orang yang tidak terkait dengan pasokan air kota juga jatuh sakit, kata kantor berita AP.
Pasien-pasien itu dilaporkan telah dites negatif untuk Covid-19 atau infeksi virus lain seperti demam berdarah dan herpes.
Seorang petugas pengawasan distrik, Dolla Joshi Roy, kemarin mengatakan bahwa 200 orang telah dipulangkan dari rumah sakit.
Ia mengatakan pada saat itu para penyelidik tidak tahu bagaimana penyakit itu menyebar, tetapi penyakit itu "sangat terlokalisasi".
Ia menambahkan, "Kami menguji semua orang untuk Covid-19 dan hasilnya negatif, jadi kami tahu itu bukan Covid-19."
The Times of India menambahkan berbagai tes mengarahkan bahwa zat organoklorin lah yang berperan dalam penyakit tersebut.
Organoklorin digunakan di bidang pertanian sebagai pestisida termasuk sebagai pengusir nyamuk.
Namun pemerintah negara bagian Andhra Pradesh mengatakan bahwa penyebab wabah masih belum dipastikan.
Selain itu, kementerian kesehatan federal India mengatakan penyakit itu telah mempengaruhi lebih dari 300 anak.
Disebutkan bahwa anak-anak dilaporkan menderita pusing, pingsan, sakit kepala, dan muntah.
Tim dari pusat akan dikabarkan akan mengunjungi Andhra Pradesh hari ini dan menerbitkan laporan pada Selasa malam waktu setempat.
Berita Sputnik melaporkan bahwa pemerintah berusaha untuk berkomunikasi dengan publik untuk mengatasi "kepanikan".
Penyakit tersebut telah memicu kemarahan dari oposisi Partai Telugu Desam, yang menyerukan penyelidikan atas insiden tersebut.
Seorang pejabat dari partai tersebut, N Chandrababu Naidu, mengatakan di Twitter pada hari Minggu, "Saya menuntut penyelidikan yang tidak memihak dan menyeluruh atas insiden tersebut."
"Banjir, topan, atau perawatan kesehatan, Pemerintah YSRCP tidur siang dalam situasi darurat."
Penyakit misterius itu telah melanda salah satu daerah yang paling parah terkena dampak di India oleh pandemi Covid-19.
Lebih dari 800.000 kasus Covid-19telah terdeteksi di sana, yang membuat sistem perawatan kesehatan rapuh.
India secara keseluruhan telah melaporkan sekitar 9,7 juta kasus positif Covid-19, dengan setidaknya 140.958 kematian.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)