Ada yang kakinya menjuntai ke tepi tebing atau bahkan berdiri, menjaga keseimbangan di atas batu kecil di tepinya.
Beberapa pengunjung membuat video adegan backflips di tepi tebing setinggi 80 meter ini.
Pemandu wisata lokal, Graham Wood, mengatakan kepada Nine News bahwa dia memperingatkan pelanggannya tentang bahaya itu setengah jam sebelum Loomba jatuh.
"Saya berkomentar kepada pelanggan saya, bahwa ini (orang-orang memanjat penghalang) terjadi sepanjang waktu," katanya.
"Dan suatu hari nanti, seseorang akan jatuh. Aku sedih itu terjadi."
Dilansir 9News, wanita Melbourne Iman Kamarelddin mengatakan bahwa dia mengunjungi lokasi yang sama dua jam sebelum tragedi itu terjadi.
Baca juga: 50 KK di Magetan Terancam Terkubur Hidup-hidup Akibat Tebing 100 Meter Longsor ke Pemukiman
Baca juga: Penemuan Baru: Sejumlah Hewan Australia Mengeluarkan Cahaya di Bawah Sinar UV
Dia juga melewati penghalang dan mengambil foto persis di lokasi Loomba jatuh.
"Saya sangat terpukul," katanya.
"Sejujurnya aku putus asa dan aku sangat bersyukur itu bukan aku."
Kamarelddin mengaku dia dan beberapa lainnya, mempertaruhkan nyawa dan keselamatan hanya untuk foto-foto.
"Ikuti tandanya. Jangan lakukan itu jika itu akan mempertaruhkan nyawamu," dia memperingatkan
Akibatnya, pihak berwenang mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan rambu dan pedoman keselamatan.
Pihak berwenang mengimbau bahwa tidak ada foto yang sebanding dengan nyawa seseorang.
"Kita tidak bisa mengikat setiap bagian Victoria," kata Menteri Kepolisian Lisa Neville.
"Orang harus bertanggung jawab."
Sebelum pandemi virus corona menghentikan industri perjalanan, destinasi dari Kyoto hingga Republik Ceko harus memberlakukan larangan fotografi karena berisiko.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)