TRIBUNNEWS.COM - Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan Iran tidak akan menerima prasyarat apa pun untuk kembali ke kesepakatan nuklir.
Dilansir Al Jazeera, kesepakatan itu akan membatasi pembicaraan soal program misil atau kekuatan regional Iran.
Amerika Serikat dan Eropa dalam beberapa pekan terakhir mengatakan bahwa mereka berkomitmen menghidupkan kembali kesepakatan nuklir.
Kesepakatan ini secara resmi disebut Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Dimana pada 2018 silam, JCPOA ini ditinggalkan Presiden AS Donald Trump secara sepihak.
Baik AS dan Eropa kini berharap Iran merundingkan program misilnya dan kekuatan regional.
Baca juga: Presiden Iran Hassan Rouhani Tuduh Israel Ingin Picu Perang Besar di Timur Tengah
Baca juga: Profil Sahar Tabar, Selebgram Iran yang Divonis 10 Tahun Penjara, Oplas agar Mirip Angelina Jolie
AS dan Eropa menilai kedua program Iran itu membuat kondisi Timur Tengah tidak stabil.
Dalam konferensi pers pertamanya sejak pandemi Covid-19 masuk di Iran, Presiden Rouhani menentang seruan Biden soal kesepakatan nuklir.
"Kami tidak akan menerima prasyarat dari siapa pun. JCPOA juga tidak bisa dinegosiasikan, kita juga tidak bisa meletakkannya di meja perundingan dan membahasnya secara part by part," kata Rouhani dalam acara yang disiarkan televisi.
"Apakah semua orang akan menerapkan JCPOA sebagaimana adanya atau tidak."
"Jika mereka melakukannya, kami juga akan melakukannya," tambah presiden.
Rouhani yakin AS Hentikan Sanksi pada Iran
Presiden Rouhani mengatakan pada wartawa bahwa ia yakin sanksi AS terhadap Iran akan dicabut.
Sebab kebijakan Trump yang menekannya telah gagal di matan dunia.