Banyak negara, termasuk China, mungkin telah meremehkan tantangan eksplorasi bulan. Bagi AS dan Rusia, misi antara tahun 1960-an dan 1970-an dilakukan dengan biaya yang sangat besar sehingga menjadi tidak terjangkau setelah Perang Dingin.
Jarak yang relatif pendek antara bumi dan bulan memberi sedikit waktu bagi pesawat ruang angkasa untuk memperbaiki kesalahan selama penerbangan.
Gravitasi bulan yang cukup besar berarti mesin roket harus sangat bertenaga dan sangat presisi, pada saat yang bersamaan.
Teknologi baru seperti kecerdasan buatan dapat membantu, tetapi pendekatan yang belum teruji ini dapat menyebabkan peluang kegagalan yang lebih tinggi.
Para ahli sepakat membangun pesawat ruang angkasa dan roket yang tidak hanya dapat diandalkan tetapi juga cerdas merupakan tantangan yang berat bagi kemampuan keseluruhan negara dalam sains dan teknologi.
Misi bulan China melibatkan banyak perusahaan, universitas, dan lembaga penelitian di seluruh negeri, termasuk Hong Kong, masing-masing bertanggung jawab untuk memecahkan masalah tertentu.
Pembagian kerja dan kolaborasi nasional membantu memenuhi tenggat waktu dan menjaga anggaran tetap terkendali. Tapi itu juga memberi tekanan besar pada individu.
“Bayarannya pasti tidak menarik. Tidak ada kompensasi untuk (bekerja) lembur. Beberapa kolega saya yang tidak dapat menahan tekanan telah pergi ke sektor swasta, ”kata seorang ilmuwan teknik dari China Aerospace Science and Technology Corporation (CASTC) milik negara di Beijing.
Ancaman Perusahaan Swasta SpaceX dan Blue Origin
Ada juga kekhawatiran yang berkembang dalam komunitas luar angkasa China tentang apakah mereka akan mampu bersaing dengan perusahaan swasta yang muncul di Barat, seperti SpaceX dan Blue Origin.
Bagi ilmuwan yang berbasis di Beijing, kesediaan mengambil risiko gagal dapat membuat perusahaan seperti SpaceX milik Elon Musk unggul.
Ketika sebuah prototipe roket pendarat meledak dalam penerbangan uji coba minggu lalu, Elon Musk menyebutnya sukses, karena timnya dapat mengambil semua data.
“Saya berharap ini juga akan terjadi di China suatu hari nanti,” kata ilmuwan itu. Tetapi Wu Yansheng, Presiden CASTC, kontraktor utama proyek luar angkasa China, menjelaskan hal itu tidak akan terjadi.
Harta sangat berharga yang dibawa Chang’e 5, yaitu batu dan material geologi bulan, seberat dua kilogram, tetap menjadi misteri sampai mencapai laboratorium yang dijaga militer di Beijing untuk penelitian.