Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Saham raksasa internet China Alibaba turun sebanyak delapan persen, memimpin aksi jual saham teknologi di Hong Kong pada Senin kemarin.
Hal ini terjadi di tengah penyelidikan yang sedang dilakukan oleh regulator antitrust China.
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (29/12/2020), saham platform belanja China Meituan pun turun 5,3 persen, begitu pula saham perusahaan teknologi multinasional Tencent yang turun 4,8 persen.
Indeks Hang Seng Tech juga turun 4,33 persen.
Baca juga: Kolaborasi UC Browser-Alibaba Cloud Berdayakan UKM Hadapi Transformasi Digital
Sementara harga saham Alibaba memperpanjang kerugian sebelumnya, jatuh ke level terendah sejak awal Juli lalu.
Kerugian ini terlepas dari keputusan perusahaan itu untuk menaikkan program pembelian kembali saham mereka yang diluncurkan awal kuartal ini.
Pada hari Minggu lalu, retailer online ini mengumumkan rencana mereka untuk meningkatkan pembelian kembali saham perusahaan dari 6 miliar dolar Amerika Serikat (AS) menjadi 10 miliar dolar AS.
Alibaba juga berencana untuk memperpanjang pembelian kembali hingga 2022 mendatang.
Pekan lalu, saham perusahaan tersebut turun 13 persen tak lama setelah otoritas China mengumumkan penyelidikan terhadap raksasa e-commerce itu.
Ini dilakukan sebagai bagian dari tindakan keras anti-monopoli yang diperluas terhadap perusahaan teknologi.
Menurut Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar dan Pengawas Pasar Teratas negara itu, Alibaba telah menjalani penyelidikan formal karena diduga menekan penjualnya untuk tidak menawarkan barang mereka pada layanan saingan.
Ant Group yang berafiliasi dengan Alibaba pun dipanggil untuk mengikuti rapat peraturan di Bank Sentral China, bersama dengan lembaga yang mengawasi sekuritas, perbankan, dan asuransi.