TRIBUNNEWS.COM - Analis yang mengamati varian baru virus corona yang diidentifikasi di Inggris sebelum Hari Natal 2020 mengonfirmasi bahwa varian itu lebih cepat menyebar, tetapi tidak menyebabkan penyakit lebih parah.
Analisa yang dilakukan oleh Public Health England (PHE) juga menunjukkan bahwa varian baru virus corona tidak lebih mematikan daripada jenis virus lainnya.
Varian baru virus corona pertama kali diidentifikasi pada awal bulan ini, meski diduga menyebar di Inggris sejak September 2020.
Pada saat itu, para ahli memperingatkan bahwa varian baru virus corona, sekira 70 persen lebih mudah ditularkan daripada jenis virus dominan lainnya.
Baca juga: Menkes Budi Gunadi Sadikin: Varian Baru Covid-19 Mudah Menular, Tapi Tidak Fatal
Baca juga: Ahli Optimis Vaksin Covid-19 Tetap Mempan untuk Virus Corona Varian Baru
Jumlah kasus varian baru virus corona telah berkembang pesat selama sebulan terakhir dan juga telah diidentifikasi di beberapa negara di seluruh dunia.
Mengutip Telegraph.co.uk, para ilmuwan membandingkan 1.769 pasien yang memiliki varian baru virus corona dengan jumlah pasien yang sama dengan virus yang mereka sebut 'tipe liar'.
Kedua kelompok memiliki kesamaan dalam hal usia, etnis dan jenis kelamin.
Sekira 42 pasien dirawat di rumah sakit secara total, terdiri dari 26 dari kelompok tipe liar dan 16 dari kelompok varian baru.
Namun, para ahli mengatakan, perbedaan ini tidak cukup besar untuk menunjukkan signifikasi secara statistik.
Baca juga: Filipina Perluas Larangan Perjalanan untuk Batasi Penyebaran Varian Baru Virus Corona
Baca juga: Media Jerman Klaim Varian Baru Virus Corona Muncul di Berlin Sejak November 2020
Tingkat Kematian
Para peneliti juga mengamati tingkat kematian hingga 28 hari setelah dites positif mengidap penyakit tersebut.
Pada kelompok dengan varian baru virus corona, 12 orang meninggal dalam jangka waktu tersebut, dibandingkan dengan 10 pada kelompok lain.
Sekali lagi, para ilmuwan menegaskan perbedaan ini tidak dipandang signifikan secara statistik.
Meski merupakan kabar baik bahwa varian baru virus corona tidak menyebabkan penyakit lebih parah, virus yang menyebar dengan cepat masih menjadi masalah besar.
India dan Korea Selatan disebut sebagai negara terbaru yang melaporkan kasus varian baru virus corona.
Lebih dari 50 negara telah memberlakukan pembatasan perjalanan di Inggris.
Menyoal hal ini, Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan agar tak mengucilkan negara yang berbagi informasi.
"Hanya jika negara menemukan dan menguji secara efektif, Anda dapat menyesuaikan strategi untuk mengatasinya," ungkap Dr Tedros.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)