Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, PARIS – Prancis mempercepat vaksinasi Covid-19 kepada staf medisnya di rumah sakit setelah dikritik karena lambatnya vaksinasi.
Lambatnya vaksinasi ini membuat marah Presiden Emmanuel Macron.
Menteri Kesehatan Olivier Veran mengatakan ribuan suntikkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech Jerman diberikan di seluruh Prancis pada Senin (4/1/2021) waktu setempat.
Pada pekan pertama, pemerintah hanya memberikan 516 vaksin COVID-19, yang berfokus pada penghuni panti jompo.
"Kami telah memutuskan untuk mempercepat kampanye dengan memperluas kelompok target kepada staf kesehatan tanpa menunggu untuk menyelesaikan kampanye vaksinasi di rumah jompo," kata Veran saat berkunjung ke rumah sakit Paris, seperti dilansir Reuters, Selasa (5/1/2021).
Dia mengatakan sekitar 500 ribu dosis vaksin akan dikirim pada Rabu (6/1/2021) sore dan Prancis akan memiliki satu juta dosis yang tersedia pada akhir minggu ini.
Baca juga: Data Awal Hasil Uji Klinis Vaksin Sinovac, Jubir BPOM: Tidak Ada Efek Samping Serius
Awal yang lamban dibandingkan dengan negara tetangga Eropa lainnya, seperti Inggris dan Jerman telah membuat Macron jengkel, yang mengadakan pertemuan dengan perdana menteri dan menteri kesehatannya pada Senin malam untuk membahas cara mempercepat distribusi vaksin.
"Presiden marah pada semua orang," kata seorang sumber pemerintah kepada Reuters.
“Macron ingin "memberikan tekanan pada sistem" dan mempercepat penyebaran vaksin,” kata seorang pejabat Elysee, yang enggan namanya disebutkan.
Sebelumnya, ahli epidemiologi dan penasihat pemerintah Arnaud Fontanet mengatakan kepada Radio Info Prancis, "kampanye vaksinasi berjalan terlalu lambat".
"Tetapi tenggat waktu sebenarnya adalah mencapai 5-10 juta (vaksinasi) pada akhir Maret, karena itulah titik di mana Anda memiliki dampak nyata pada penyebaran virus," tambahnya.
Baca juga: Desainer Prancis Pierre Cardin Meninggal di Usia 98 Tahun
Sejauh ini Covid-19 telah menewaskan lebih dari 65 ribu warga Prancis, tertinggi ketujuh di dunia.
Meski begitu, survei selama akhir pekan menunjukkan enam dari 10 warga Prancis menolak untuk divaksinasi. (Reuters)