News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Profesor Ken Osaka Sarankan Jepang Sebaiknya Lockdown

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Profesor Ken Osaka

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Profesor Ken Osaka (56), peneliti di Universitas Harvard dan peneliti senior Institut Penyakit Menular Nasional Universitas Tokyo, mengungkapkan cara terbaik menekan penyebaran virus corona di Jepang dengan cara lockdown.

"Paling bagus sebenarnya dengan cara Lockdown kalau mau penyebaran terinfeksi Covid-19 terkendali. Itu cara yang paling efektif," ungkap Ken Osaka, Kamis (7/1/2021).

Sedangkan cara PSBB yang akan diumumkan PM Yoshihide Suga sore ini apalagi cuma sebulan hanya merendahkan jumlah terinfeksi virus corona dan perlu makan waktu setidaknya 2 bulan.

"PSBB yang akan diumumkan nanti sore sebenarnya masih kurang efektif hanya menekan saja jumlah terinfeksi dan itu pun makan waktu lama setidaknya dua bulan. Kalau PSBB hanya satu bulan jumlahnya akan meningkat lagi nantinya dengan cepat," lanjutnya.

Baca juga: Kastil Matsuyama, Warisan Budaya Nasional Jepang Dirusak Orang Tak Dikenal

Sedangkan memperpendek jam kerja restoran dari jam 10 malam menjadi jam 8 malam menurut Osaka hanya efektif paling besar 10 persen saja.

"Penurunan jam operasi dampaknya kecil dan itu pun kalau benar-benar semua orang menjalankan dengan baik," kata dia.

Grafik kenaikan jumlah warga yang terinfeksi Covid-19 di Tokyo bisa mencapai 7.000 orang per hari kalau tidak ada PSBB.

Dia berharap sedikitnya 90 persen orang di Jepang melakukan tetap tinggal di rumah atau karantina supaya penyebaran Covid-19 dapat ditekan serendah mungkin.

"Hal itu bisa dilakukan kalau diterapkan lockdown, sehingga semuanya akan tetap di rumah, tak ke mana-mana nantinya," tambahnya.

Dengan diberlakukan PSBB satu bulan diperkirakan tanggal 8 Februari jumlah warga yang terinfeksi Covid-19 di Tokyo saja hanya berkisar 290 orang pertambahan per hari.

Kalau dilakukan PSBB selama dua bulan berturut-turut maka akhir Maret 2021 jumlah warga yang terinfeksi di Tokyo saja hanya sekitar 50 orang per hari.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini