News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Trump Sebut Pendukungnya yang Serbu Capitol sebagai Perusuh: Harusnya Hormati Tradisi dan Sejarah

Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump datang untuk berbicara kepada pendukungnya di Ellipse, sebuah taman di dekat Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021) waktu setempat. Ribuan pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melakukan aksi demonstrasi dengan menyerbu dan menduduki Gedung Capitol untuk menolak pengesahan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Donald Trump dalam Pemilu Amerika 2020 lalu. Mereka menduduki Gedung Capitol setelah sebelumnya memecahkan jendela dan bentrok dengan polisi. AFP/Brendan Smialowski

TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Donald Trump justru menyebut para pendukungnya yang menyerbu Gedung Capitol pekan lalu sebagai perusuh.

Tak hanya membahas soal kerusuhan di Capitol, Trump juga memberikan peringatan pada penggantinya, Joe Biden.

Trump juga menyerukan adanya perdamaian dan ketenangan menjelang masa pergantian kepemimpinan dari dirinya ke Biden.

"Ini adalah waktunya untuk perdamaian dan ketenangan. Hormati penegak hukum."

"Itu adalah pondasi agenda MAGA," ujar dia di Alamo, Texas.

Baca juga: Trump Tak Punya Medsos Lagi, Akun Youtubenya Juga Ditangguhkan selama Seminggu dan Konten Dihapus

Baca juga: Sejumlah Politikus Partai Republik Dukung Pemakzulan Trump

Dia kemudian menyebut pendukungnya yang terlibat kerusuhan di Gedung Capitol, Washington DC, pada 6 Januari lalu adalah perusuh.

"Jutaan warga kita melihat Rabu (6/1/2021) bagaimana para perusuh itu menyerbu Capitol dan merusak aula gedung pemerintah," ujar Trump.

Dia mengeklaim berulang kali mengatakan, mereka harus menghormati tradisi dan sejarah AS.

Bukan malah merusak dan menyebabkan kekacauan.

Presiden 74 tahun itu memeringatkan, upaya pemakzulan terhadap dirinya bisa menyebabkan kemarahan dan bencana terhadap AS.

Baca juga: Pasca Rusuh Capitol, Donald Trump Sebut Upaya Pemakzulan Dirinya Berbahaya Bagi AS

Baca juga: Mike Pence Tolak Laksanakan Amandemen ke-25 untuk Mencopot Donald Trump dari Gedung Putih

Dilansir New York Post, Selasa (12/1/2021), dia mengaku kebebasan berpendapat saat ini tengah mendapat serangan hebat.

Dia merujuk kepada kubu Demokrat di DPR AS yang mendesak Wakil Presiden, Mike Pence, mengaktifkan Amendemen 25.

Melalui amendemen tersebut, Pence dan mayoritas anggota kabinet bisa mengumumkan Trump tidak layak lagi untuk menjabat.

Namun, karena Pence memutuskan tak mengaktifkannya, DPR AS pun mengumumkan mereka akan merilis artikel pemakzulan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini