News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Toko-toko dan Restoran di Jepang 'Dihiasi' Stiker Imbauan Protokol Kesehatan Antisipasi Covid-19

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pemilik restoran di Kobe memperlihatkan (sambil tertawa) stiker di kaca depan tokonya semua terkait Corona.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sejumlah toko dan restoran di Jepang kini sebagian besar kacanya dipenuhi dengan stiker baik dari pemerintah maupun swasta yang isinya mengingatkan untuk menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.

"Coba lihat, semua bagian kaca depan toko saya jadi penuh dengan stiker yang terkait Corona semua, imbauan pakai masker disinfektan, jaga jarak, periksa suhu tubuh dan sebagainya," papar pemilik restoran di China Town Kobe Jepang, Ryu Shun, sambil tertawa kepada TV Asahi, Kamis (14/1/2021).

Selain itu pengumuman deklarasi darurat siaga satu (PSBB) Jepang sudah mulai diambil alih beberapa kota kecil, tidak lagi menunggu pemerintah pusat.

Misalnya di Kota Oizumi, Prefektur Gunma, mengeluarkan deklarasi darurat khusus kota sejak 11 Januari 2021.

"Kami sengaja memutuskan untuk melepaskan PSBB ketika jumlah orang yang baru terinfeksi melebihi 5 orang dalam seminggu, dan ini adalah yang kedua kalinya," ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat (15/1/2021).

Ada suara dari restoran yang meminta deklarasi darurat untuk seluruh prefektur.

Protokol kesehatan Jepang yang diimbau pemerintah ditempel pada semua toko restoran di Jepang. (Foto Asahi/Richard Susilo)

Mayu Tapan dari restoran Turki "Gold Omuru" sangat berharap, "Saya harap kompensasinya akan padat. Yang penting Prefektur Gunma juga mengumumkan keadaan darurat. Situasinya lebih banyak orang daripada di Tokyo. Subsidi 40.000 yen, itu jumlah tidak kecil di daerah dan bisa melakukan hal yang sama di sini mungkin," paparnya.

Jika Prefektur Gunma bergabung dengan deklarasi darurat nasional, jumlah maksimum kerja sama untuk bisnis jangka pendek adalah 60.000 yen.

Di Prefektur Gunma, tiga dari enam indikator, seperti tingkat penggunaan tempat tidur dan jumlah yang sembuh, berada di level 4 saat ini.

"Situasinya tidak dapat diprediksi. Namun, jika memungkinkan, saya ingin bekerja sama dengan warga prefektur untuk mengatasi krisis ini tanpa mengeluarkan pernyataan darurat. Saat diumumkan, akan perlu untuk meminta pengurangan waktu restoran secara seragam bahkan di daerah di mana wabah infeksi relatif ditekan," kata Gubernur Ichita Yamamoto dari Prefektur Gunma.

Pada tanggal 14 Januari, Menteri Nishimura menyatakan keyakinannya bahwa penambahan di masa depan dapat dilakukan pada area yang termasuk dalam deklarasi darurat.

Baca juga: Bos Yakuza Dituntut Hukuman Mati Oleh Kejaksaan Jepang

"Tentu saja, tergantung pada situasi infeksi, mungkin ada tambahan, tetapi untuk apakah akan membuatnya secara nasional, infeksi tetap rendah di setiap wilayah Tohoku dan daerah lain. Harus berpikir dengan hati-hati," kata dia.

Dokter Shigeru Omi, ketua subkomite pemerintah mengenai penanggulangan corona, mengatakan bahwa jika infeksi tidak mereda, tindakan yang lebih kuat perlu diambil.

"Ini adalah manajemen krisis, jadi kita harus mempertimbangkan kasus terburuk. Saya pikir permintaan cuti bisa menjadi pilihan," ujarnya.

Toshio Nakagawa, Ketua Ikatan Dokter Jepang yang bertukar pendapat dengan Perdana Menteri Suga menekankan, "Saya ingin Anda mempertimbangkan penerapan deklarasi darurat secara nasional dan mulai mempertimbangkannya segera."

Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan tak disangka adanya penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini