News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Suka Beri Makan Gelandangan, Tak Disangka Pedagang Ini Penjual Daging Manusia

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi daging

TRIBUNNEWS.COM, POLANDIA - Prinsip "jangan menilai buku dari sampulnya sangatlah penting untuk diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari.

Alkisah seorang pria dikenal baik bernama Karl Denke tinggal di Kota Ziebice, Polandia.

Karl Denke atau yang kadang disebut Papa Denke, lahir dari keluarga terhormat, bersikap baik hati, dan kerap menolong gelandangan.

Tidak satu pun warga di kampungnya yang menyangka, bahwa Karl Denke adalah salah satu pembunuh berantai dan kanibal terburuk dalam sejarah manusia modern.

Papa Danke menjadikan daging manusia jadi olahan acar dan kulit manusia sebagai ikat pinggang, dan produk lainnya.

Dilansir Sosok.ID dari All Thats Interesting, Jumat (15/1/2021), Denke dikenal sebagai pria yang gemar memainkan musik di gereja.

Ia bahkan selalu menawarkan bantuan kepada gelandangan untuk tinggal di rumahnya, dan memberi mereka makanan agar tak kelaparan.

Baca juga: Bersihkan Sampah di Irigasi, Hasni Lihat Sosok Manusia Posisi Telungkup Mengapung di Permukaan Air

Karl Denke yang lahir pada tahun 1870 ini berasal dari keluarga petani yang dihormati dan kaya, yang tinggal di dekat perbatasan Polandia dan Jerman.

Suatu hari Denke mendapat masalah di sekolah.

Nilainya bukan yang terbaik, jadi dia lari dari rumah pada usia 12 tahun untuk menjadi tukang kebun.

Ketika usia Denke 25 tahun, ayahnya meninggal dunia.

Denke menggunakan warisannya untuk membeli pertanian kecil dan mengolahnya.

Karl Denke tewas bunuh diri ()

Sayangnya pekerjaan itu gagal, ia kemudian menjual asetnya untuk membeli rumah dua lantai di Ziebice sambil menyewa sebuah toko kecil di sebelahnya.

Sejak saat itu, hidup Denke menjadi salah. Ia menjual bretel kulit, ikat pinggang, dan tali sepatu kepada beberapa dari 8.000 penduduk di kotanya.

Dia juga menjual toples acar daging babi tanpa tulang untuk dimakan orang.

Baca juga: Kronologi Pembunuhan Fathan, yang Jasadnya Terbungkus Plastik, Pelaku Kesal Korban Ingkar Janji

Orang-orang melihat hidupnya sangat normal, dan Denke sangat dermawan.

Ia kerap menjadi sukarelawan di gereja lokalnya. Dia memainkan organ secara teratur.

Dia juga membawa salib untuk pemakaman setempat.

Pemakaman ini pada akhirnya menghubungkan Denke dengan para migran dan gelandangan di kota.

Di upacara-upacara pemakaman, ketika melihat para gelandangan, ia menawarkan mereka tempat tinggal.

Tetapi sebanyak 40 migran tidak pernah terlihat keluar dari rumahnya.

Baca juga: Era Presiden Donald Trump Tinggalkan Kerusakan Besar Politik di Eropa

Ketika Jerman mengalami inflasi setelah Perang Dunia I, kehidupan di Eropa Timur menjadi sangat sulit.

Denke harus menjual rumahnya, yang diubah oleh investor menjadi kompleks apartemen.

Kemudian dia menyewa dua kamar di sebelah tokonya mulai tahun 1921 ketika depresi ekonomi melanda Jerman.

Denke mulai menerima migran tunawisma pada tahun yang sama dan orang-orang di sekitar terlalu miskin untuk peduli dengan apa yang terjadi pada orang lain.

Aksi keji Denke terjadi.

Para tunawisma yang masuk ke rumahnya dibunuh.

Tubuh mereka diolah oleh Denke, diperlakukan seperti hewan ternak.

Denke menyulap para korbannya menjadi ikat pinggang kulit, tali sepatu, dan bretel yang ke semuanya dikira pembeli berasal dari sapi.

Tidak ada yang curiga

Warga sekitar merasa tidak memiliki alasan untuk mencurigai kekejian Denke.

Pertama, lelaki tua itu tampaknya adalah pria baik hati yang berusaha sebaik mungkin meski kondisi negara sedang suram.

Ia bahkan sempat menghadiri gereja.

 Tulang-tulang manusia ditemukan di rumah Karl Denke (inyourpocket.com)

Kedua, dampak Perang Dunia I membuat Jerman terguncang.

Daerah di Polandia tempat tinggal Denke berada di bawah kendali Jerman dalam Perang Dunia I dan hiper-inflasi yang tidak terkendali membuat nilai Jerman hampir tidak berharga.

Depresi ekonomi menyebabkan lebih banyak masa-masa sulit.

Denke tidak mampu membeli apa pun dengan uang tunai, jadi dia beralih ke persediaan barang yang gratis pada saat itu.

Alasan itu cukup untuk melihat Denke adalah pribadi yang bekerja keras dan tidak tampak seperti pembunuh.

Ketiga, tidak satu pun warga yang curiga dengan acar toples daging babi tanpa tulang yang dijual Denke.

Mereka terlalu kelaparan untuk menaruh curiga pada barang-barang yang mereka beli.

Kegagalan pertanian menyebabkan kekurangan makanan dalam jumlah besar.

Tidak ada yang mencurigai Denke melakukan kesalahan apa pun hingga 21 Desember 1924.

Saat itulah seorang pria bernama Vincenz Olivier lolos dari Denke dan berteriak minta tolong.

Tetangga lantai atas Denke datang membantunya. Setelah seorang dokter merawat luka Olivier, korban bercerita bahwa ia diserang Denke menggunakan kapak.

Ketika polisi mengintrograsi, pria 54 tahun yang diluar tampak lembut itu mengatakan bahwa Olivier menyerangnya lebih dulu, dan dia menggunakan kapak untuk membela diri.

Lalu ketika ia dipenjara, pada pukul 11.30 malam, Karl Denke bunuh diri di dalam selnya.

Karena bingung, pihak berwenang memberi tahu kerabat terdekat Denke dan menggeledah apartemennya di malam natal.

Penyelidik menemukan bau cuka yang sangat menyengat. Yang mengejutkan adalah, setumpuk tulang ditemukan di kamar tidur Denke, yang diidentifikasi sebagai tulang manusia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini