Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, WILMINGTON - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dirinya merasa aman dan nyaman menjelang pengambilan sumpah jabatannya secara terbuka, pada 20 Januari 2021.
Hal itu disampaikan Biden setelah berbicara tentang rencana vaksinasi Covid-19 kepada wartawan, seperti dilansir Reuters, Minggu (17/1/2021).
Ketika ditanya seorang wartawan apakah dia merasa nyaman meskipun intelijen yang menguraikan ancaman keamanan hari pelantikan?
Biden menegaskan dirinya merasa nyaman meskipun intelijen mengungkap ada ancaman keamanan pada hari pelantikannya.
"Ya saya merasa aman dan nyaman," kata Biden.
Gladi Resik Pelantikan Biden Ditunda
Sementara itu gladi resik untuk pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang dijadwalkan pada Minggu (17/1/2021) telah ditunda karena masalah keamanan.
Hal itu dilaporkan dua sumber Politico pada Kamis (14/1/2021) waktu setempat, seperti dilansir Reuters, Jumat (15/1/2021).
Latihan diundur pada Senin (18/1/2021), menurut laporan tersebut.
"Tim Biden juga telah membatalkan perjalanan Amtrak dari Wilmington ke Washington yang direncanakan untuk hari Senin karena masalah keamanan yang meningkat," tambah laporan itu.
Biden akan dilantik pada 20 Januari 2021.
Komite pelantikan presiden menolak mengomentari laporan tersebut.
Baca juga: Jelang Pelantikan Biden-Harris, Zona Hijau Ala Baghdad Diterapkan di Washington
Direktur Biro Investigasi Federal Christopher Wray mengatakan sebelumnya bahwa FBI sedang mencari individu yang mungkin dapat mengancam keselamatan dalam pelantikan Presiden terpilih AS.
Pelantikan presiden secara tradisional menarik ratusan ribu pengunjung ke Washington, tetapi upacara kali ini berbeda karena pandemi Covid-19.
Biden meminta calon wakil jaksa agung dan mantan penasihat kontra-terorisme Presiden Barack Obama, Lisa Monaco, untuk menjabat sebagai penasihat keamanan tanah air sementara menjelang pelantikan minggu depan.
Para pejabat telah memperingatkan akan adanya rencana aksi unjuk rasa bersenjata di Washington dan 50 negara bagian, kelompok aktivis telah khawatir tentang potensi kekerasan.
Peringatan itu menyusul serangan pekan lalu terhadap Capitol AS oleh para pendukung Presiden Donald Trump yang menyebabkan lima orang tewas.
Para pendukung Trump menyerbu Capitol pada Rabu lalu, mencoba menghentikan sertifikasi atau pengesahan oleh Kongres atas kemenangan Biden.(Reuters)