News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres Amerika Serikat

Menteri Pertahanan Miller: Tidak Ada Indikasi Ancaman Orang Dalam Jelang pelantikan Biden

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden terpilih AS Joe Biden setelah acara di The Queen Theatre di Wilmington, Delaware, pada 1 Desember 2020

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON— Biro Investigasi Federal (FBI) tidak menemukan adanya  ancaman serangan orang dalam atau insider attack setelah memeriksa lebih dari 25.000 pasukan Garda Nasional yang dikerahkan untuk menjaga keamanan gedung Capitol Amerika Serikat (AS) jelang dan saat pelantikan Presiden terpilih Joe Biden.

Hal itu disampaikan Penjabat Menteri Pertahanan Christopher Miller  dalam sebuah pernyataan pada Senin (18/1/2021) waktu setempat, seperti dilansir Reuters, Selasa (19/1/2021).

FBI membantu militer AS dalam memeriksa lebih dari 25.000 pasukan Garda Nasional yang dikerahkan untuk menjaga keamanan gedung Capitol AS dalam pelantikan Presiden terpilih Joe Biden karena khawatirn ada masalah keamanan dari dalam.

Baca juga: Gedung Capitol AS di Washington Sempat Ditutup Karena Kebakaran

Setelah serangan gedung Capitol 6 Januari lalu oleh para pendukung Presiden Donald Trump yang mengakibatkan lima orang tewas, pemerintah AS telah memberlakukan keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya di sekitar Capitol, termasuk pagar yang tidak dapat dirusak dan didobrak yang dibingkai dengan kawat berduri dan zona keamanan tinggi yang dilarang untuk publik.

Christopher Miller mengatakan pemeriksaan yang dilakukan FBI itu "normal untuk dukungan militer dalam peristiwa keamanan besar.

"Meskipun kami tidak memiliki intelijen yang menunjukkan ancaman orang dalam, kami tidak meninggalkan mekanisme  yang berlaku dalam mengamankan ibu kota." ujarnya. 

Miller mengatakan dia menghargai "dukungan FBI dalam membantu tugas ini dan untuk masing-masing dari lebih dari 25.000 Pasukan penjaga."

7 Fakta Jelang Pelantikan Presiden Amerika Joe Biden: Lady Gaga dan John Legend akan Ikut Meramaikan (Sky News)

Angkatan Darat AS mengatakan pada hari Selasa pihaknya bekerja sama dengan FBI untuk memeriksa apakah ada ancaman penyerang dari dalam personil keamanan dan dengan Secret Service atau pasukan pengamanan presiden AS untuk melihat apakah ada personil pasukan Garda Nasional yang mengamankan pelantikan Biden akan membutuhkan pemeriksaan tambahan.

Sebelumnya Mayjen William J. Walker, komandan Garda Nasional D.C. mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Defense One bahwa pemeriksaaan ini sudah dilakukan militer AS terhadap anggotanya selama ini untuk memastikan tidak adanya personil yang terkoneksi dengan jaringan eksrimis.

"Untuk penyebaran ini semua orang dilakukan pemeriksaan tambahan, tetapi itu lebih merupakan jaminan, karena kami melakukan semua yang dapat kami lakukan [untuk] mengenal personil kami, tentara dan petugas udara kami," kata Walker.

Dalam sebuah wawancara dengan Associated Press (AP), Sekretaris Angkatan Darat Ryan D. McCarthy, mengatakan sejauh ini proses pemeriksaan belum menandai adanya masalah dengan pasukan yang datang untuk membantu menjaga pelantikan Presiden terpilih.

"Kami terus melalui proses, dan mengambil pandangan kedua, ketiga melihat setiap individu yang ditugaskan untuk operasi ini," kata McCarthy kepada AP.

Baca juga: FBI Periksa Pasukan Penjaga Keamanan untuk Antisipasi Ancaman Jelang Pelantikan Joe Biden

Ia melaporkan bahwa pemeriksaan sedang dilakukan oleh FBI dan dijadwalkan selesai sebelum Hari Pelantikan pada Rabu (20/1/2021).

McCarthy mengatakan kepada AP bahwa dia telah mengatakan kepada komandan untuk mengawasi setiap masalah dalam unit mereka.

Pemeriksaan ekstra menunjukkan tingkat kekhawatiran tinggi pejabat AS menuju pelantikan presiden.

Presiden Trump akan menjadi presiden pertama yang lengser sejak 1869 melewatkan pelantikan penggantinya.

Artinya Trump tidak akan menghadiri acara pelantikan Biden pada 20 Januari mendatang.(Reuters/ Washington Post/AP)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini