TRIBUNNEWS.COM - Joe Biden resmi dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat pada Rabu (20/1/2021) siang waktu setempat.
Biden disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung, John Roberts, didampingi istrinya, Dr Jill Biden, yang memegang Alkitab saat Biden mengucapkan sumpah.
Setelah resmi dilantik, untuk mengatasi masalah Covid-19 yang masih belum berakhir sampai sekarang, Biden telah mempunyai beberapa rencana untuk menanganinya.
Dikutip dari Healthline.com, Biden akan mengendalikan krisis Covid-19 yang terjadi di Amerika Serikat, dan memberikan bantuan ekonomi yang diharapkan bisa meningkatkan ekonomi di Amerika.
Rencana Biden ini dinamakan, American Rescue Plan.
Baca juga: Reaksi 23 Pemimpin Dunia Ketika Joe Biden Resmi Jadi Presiden AS ke-46 Gantikan Donald Trump
Baca juga: PM Trudeau Hingga Paus Fransiskus Ucapkan Selamat dan Doa untuk Joe Biden
Biden akan menganggarkan dana sebanyak 1,9 triliun dolar Amerika.
Dari dana tersebut, sejumlah 400 miliar akan ditujukan untuk memerangi pandemi Covid-19.
Sementara sisanya akan difokuskan untuk memberikan bantuan ekonomi.
“Kami harus bertindak sekarang, kami tidak bisa membiarkan kelambanan," ucap Biden dalam Konferensi Pers pada Kamis (14/1/2021) malam.
American Rescue Plan, merupakan upaya multifaset dan agresif yang dilakukan oleh pemerintahan barunya guna melemahkan cengkraman Covid-19 di Amerika yang turut serta menyeret perekonomian.
Baca juga: Respon Israel, Iran dan Palestina Atas Terbentuknya Pemerintahan Baru Joe Biden
Baca juga: Joe Biden Jadi Presiden AS, Jokowi Harap Kemitraan Strategis RI-Amerika Terus Ditingkatkan
Update Status Pandemi Covid-19 Amerika
Dilansir oleh New York Time, kasus Covid-19 yang terjadi di Amerika hingga saat ini, Kamis (21/1/2021) sebanyak 24,5 juta kasus positif Covid-19 dan 406 ribu kasus meninggal dunia.
Jumlah kasus tertinggi berada di California dengan 3,08 juta kasus dengan 34.673 ribu kasus meninggal dunia.
Banyak rumah sakit yang melaporkan, kapasitas penerimaan pasien Covid-19 di Amerika hampir mencapai titik puncak.
Baca juga: Hari Pertama Menjabat Presiden AS, Joe Biden Langsung Pecat Orang-orang Trump di Gedung Putih
Dalam pidatonya, Biden dia mengatakan, akan menggunakan Undang-Undang Produksi Pertahanan untuk mengarahkan produsen dan meningkatkan pasokan vaksin serta bahan yang diperlukan untuk mengaturnya.
Ia juga mendukung keputusan pemerintahan Trump sebelumnya untuk mendesak negara-negara bagian memperluas kriteria siapa yang berhak mendapatkan vaksin.
Termasuk mereka yang berusia 65 tahun ke atas, serta orang-orang yang lebih muda dengan kondisi kesehatan yang meningkatkan risiko Covid-19.
Meningkatkan komunikasi antara pemerintah federal dan negara bagian, juga akan menjadi prioritas Biden dalam mengatasi masalah Covid-19.
Karena hal ini adalah hal yang selalu dikeluhkan negara bagian dengan pemerintahan saat ini.
Baca juga: Harapan Para Pemimpin Dunia ke AS di Bawah Pemerintahan Joe Biden
Baca juga: Biden Resmi Jadi Presiden AS, Pendukung Trump Tetap Yakin Pilpres Curang
Berikut Daftar Rencana Biden untuk Mengatasi Covid-19 di Amerika:
1. Peningkatan vaksinasi Covid-19
Biden mengatakan, peluncuran vaksin sejauh ini merupakan kegagalan yang menyedihkan.
Sebab dari 30 juta dosis yang didistribusikan oleh PemerintahanTrump ke negara bagian, hanya sekitar 11 juta yang telah diberikan, merujuk data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
William A.Haseltine , PhD, mantan profesor di Harvard Medical School dan Harvard School of Public Health, dan pendiri organisasi nirlaba ACCESS Health International, mengatakan, pemerintah federal bekerja dengan baik dalam mendukung pengembangan vaksin Covid-19.
Namun peluncurannya telah terhalang oleh banyak masalah.
Masalah tersebut diantaranya, keengganan pmerintah federal untuk mengawasi, mengelola dan mendukung upaya pengadaan vaksin Covid-19 ini.
Baca juga: Menlu Retno Ungkap Harapan RI pada AS Usai Biden – Harris Resmi Dilantik
Baca juga: Pria Misterius Bersepatu Curi Perhatian di Pelantikan Joe Biden-Kamala Harris, Ternyata Ini Sosoknya
Biden mengisyaratkan pendekatan yang lebih langsung dalam menangani pandemi.
Termasuk menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh negara bagian untuk mengatasi Covid-19.
Sasarannya adalah agar 100 juta orang divaksinasi selama 100 hari pertamanya menjabat.
Hal ini disebutkan sebagai salah satu operasi paling menantang, yang dilakukan oleh negara.
“Untuk menciptakan lebih banyak tempat bagi mereka untuk mendapatkan vaksinasi, untuk memobilisasi lebih banyak tim medis untuk mendapatkan suntikan di tangan orang-orang, untuk meningkatkan pasokan vaksin, dan mengeluarkannya secepat mungkin,” terang Biden.
Rencana tersebut membutuhkan investasi 20 miliar dolar Amerika dalam program vaksinasi nasional, termasuk peluncuran pusat vaksinasi di masyarakat, dan menggunakan unit bergerak untuk menjangkau daerah-daerah terpencil.
Baca juga: Jokowi Sampaikan Selamat Atas Pelantikan Joe Biden dan Kamala Harris Sebagai Presiden dan Wapres AS
Baca juga: Ketua DPR Berharap Pelantikan Biden Perkuat Penanganan Covid-19 dan Perdamaian Dunia
2. Membuka kembali sekolah dengan aman
Penutupan sekolah telah menjadi masalah besar selama pandemi, dengan banyak negara bagian dan kota mendorong untuk tetap membuka bahkan ketika jumlah kasus meningkat.
Sementara para ilmuwan masih mencoba mencari tahu dengan tepat seberapa banyak anak-anak dan remaja menyebarkan virus, jelas bahwa ketika penularan komunitas tinggi, lebih sulit untuk tetap membuka sekolah.
Itu sebabnya membuka kembali sekolah harus berjalan seiring dengan menahan penyebaran virus.
“Kami juga akan melakukan segala yang kami bisa untuk menjaga keamanan pendidik dan siswa kami, untuk membuka kembali sebagian besar sekolah K-8 kami dengan aman pada akhir 100 hari pertama,” kata Biden.
Dia menyerukan untuk menyediakan sekolah dengan panduan yang jelas tentang membuka kembali dengan aman, dan sumber daya seperti pengujian yang diperluas, sanitasi tambahan, dan ventilasi yang lebih baik di sekolah.
Dibutuhkan 130 miliar dolar Amerika untuk membuka kembali sebagian besar sekolah dengan aman pada akhir 100 hari pertama pemerintahan barunya.
Selain itu, sebanyak 50 miliar dolar Amerika disediakan untuk memperluas pengujian.
Mencakup pendanaan untuk pembelian pengujian cepat, peningkatan kapasitas laboratorium, dan dukungan pengujian reguler di sekolah.
Baca juga: FOTO-FOTO Pelantikan Joe Biden: 200 Ribu Bendera Amerika hingga Penampakan Alkitab 127 Tahun
Baca juga: Cabut Kebijakan Kontroversial Trump, Biden Teken Sederet Perintah Eksekutif di Hari Pelantikan
3. Meningkatkan Tenaga Kesehatan Masyarakat
Sistem kesehatan masyarakat di Amerika Serikat kekurangan dana selama beberapa dekade, dan membuatnya tidak dapat merespons pandemi secara efektif.
Rencana Biden adalah mempekerjakan 100.000 petugas kesehatan publik tambahan, untuk melakukan pelacakan kontak dan penjangkauan vaksin, dengan penekanan besar pada membantu masyarakat berpenghasilan rendah dan kurang terlayani.
4. Memperkuat Kesiapsiagaan Pandemi
Pandemi menjadi pengingat bahwa ancaman biologis yang muncul di belahan dunia lain dapat mengancam kesehatan masyarakat di Amerika Serikat dan keamanan negara.
Menanggapi ancaman global ini membutuhkan koordinasi antar negara.
Diketahui selama masa jabatan Trump, Amerika Serikat mundur dari kepemimpinan globalnya, termasuk menarik diri dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) .
Baca juga: Janji Joe Biden setelah Dilantik Jadi Presiden AS, akan Hadapi Kebangkitan Supremasi Kulit Putih
Baca juga: Dalam Pidato Perdana, Presiden AS Joe Biden: Demokrasi Telah Menang
Rencana Biden bertujuan untuk memulihkan kepemimpinan AS secara global.
Termasuk mendukung upaya kesehatan dan kemanusiaan internasional, dan bekerjasama dengan negara lain untuk mengembangkan dan berbagi perawatan.
Ada juga proposal untuk meningkatkan investasi dalam pengurutan genetik dan teknologi lain untuk membantu melacak strain virus baru, termasuk varian yang lebih menular dari Covid-19 yang diidentifikasi di Inggris dan Afrika Selatan.
Biden menekankan dalam pidatonya bahwa menghentikan pandemi tidak akan terjadi dalam semalam.
Ia menegaskan akan lebih siap mengatasi pandemi Covid-19 dibanding negara lain.
Tapi untuk mewujudkan semua langkah yang telah direncanakannya akan membutuhkan waktu.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)