News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Mesir Pakai Vaksin Sinopharm Buatan China, Warga Mulai Divaksinasi Covid-19

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang staf menampilkan sampel vaksin Covid-19 yang tidak aktif di pabrik produksi vaksin China National Pharmaceutical Group Co., Ltd. (Sinopharm) di Beijing, ibukota China, 10 April 2020.

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, MESIR - Pemerintah Mesir lewat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mesir, menyatakan telah mulai memvaksinasi masyarakatnya terhadap virus korona baru (covid-19) pada Minggu (24/1/2021) waktu setempat.

Dilansir dari Anadolu Agency  pada Senin (25/1/2021), negara itu diketahui telah menerima gelombang pertama vaksin Sinopharm China.

Untuk diketahui, Sinopharm merupakan perusahaan milik pemerintah China. Uni Emirat Arab dan Bahrain juga menggunakan vaksin ini.

Baca juga: Fakta-fakta Penerima Vaksin Lalu Positif Covid-19, Danrem 162/WB di Mataram Terpapar Corona

Kemenkes Mesir menyatakan dosis pertama diberikan kepada profesional kesehatan di rumah sakit karantina di provinsi Ismailia timur laut.

“Vaksinasi pertama-tama akan diberikan kepada profesional perawatan kesehatan di rumah sakit karantina dan rumah sakit lain di mana virus terlihat dan kemudian kepada orang tua, pasien kronis, dan lainnya,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Ia menambahkan bahwa mereka memiliki kapasitas untuk menyimpan 140 juta dosis vaksin dan akan memberikan 100 juta dosis kepada masyarakat.

Diketahui, Mesir telah mencatat lebih dari 161.800 infeksi, lebih dari 8.900 kematian dan lebih dari 126.000 pemulihan, menurut Universitas Johns Hopkins yang berbasis di AS.

Pandemi telah merenggut lebih dari 2,12 juta nyawa di 192 negara dan wilayah sejak wabah yang berasal dari China tersebut menyebar pada Desember 2019.

Lebih dari 99,13 juta kasus telah dilaporkan di seluruh dunia, dengan pemulihan lebih dari 54,69 juta, menurut Johns Hopkins.

AS, India, dan Brasil masih menjadi negara yang paling parah terdampak kasus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini