Otoritas China mengatakan angkatan bersenjatanya melakukan itu sebagai tanggapan terhadap provokasi dan campur tangan asing.
Taiwan, yang diklaim oleh China sebagai wilayahnya, melaporkan beberapa jet tempur dan pesawat pembom China memasuki zona identifikasi pertahanan udara barat dayanya akhir pekan lalu.
Itu mendorong Amerika Serikat (AS) untuk mendesak Beijing berhenti menekan Taiwan.
China percaya bahwa pemerintahan Taiwan yang dipilih secara demokratis sedang membawa negara itu menuju deklarasi kemerdekaan formal. Meskipun Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah berulang kali mengatakan Taiwan sudah menjadi negara merdeka.
Ditanya pada konfensi pers bulanan tentang kegiatan angkatan udara baru-baru ini, juru bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian mengatakan Taiwan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari China.
"Kegiatan militer yang dilakukan oleh Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok di Selat Taiwan diperlukan sebagai tindakan untuk mengatasi situasi keamanan saat ini di Selat Taiwan dan untuk menjaga kedaulatan dan keamanan nasional," katanya.
"Semuanya itu adalah respons terhadap campur tangan eksternal dan provokasi oleh pasukan 'kemerdekaan Taiwan'," tambahnya.
Wu mengatakan "segelintir" orang di Taiwan sedang mencari kemerdekaan negara itu.
"Kami memperingatkan elemen-elemen 'kemerdekaan Taiwan': mereka yang bermain dengan api akan membakar diri mereka sendiri, dan 'kemerdekaan Taiwan' berarti perang," tegasnya.
Sementara China tidak pernah melepaskan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya.
Tidak biasa bagi Beijing membuat ancaman konflik verbal yang berlebihan.
Ditanya tentang ucapan itu, juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan tidak ada alasan bahwa ketegangan antara China dan Taiwan "perlu mengarah pada sesuatu seperti konfrontasi atau perang."
Dia juga menegaskan kembali dukungan militer AS yang sudah berlangsung lama terhadap pertahanan Taiwan.
"Kami memiliki kewajiban untuk membantu Taiwan dengan pertahanan mereka dan saya pikir Anda akan melihat itu berlanjut," kata Kirby, seorang pensiunan laksamana, dalam pengarahan Pentagon pertama tentang pemerintahan Biden.