TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, ditahan oleh militer.
Hal ini disampaikan seorang juru bicara Liga Nasional untuk Demokrasi kepada CNN, Senin (1/2/2021).
Selain Aung San Suu Kyi, ada tokoh penting pemerintah lainnya yang juga ditahan.
"Aung San Suu Kyi dan beberapa tokoh senior lainnya ditahan di (ibu kota) Naypyidaw," kata juru bicara Myo Nyunt, dikutip Tribunnews dari CNN.
Ia menambahkan beberapa menteri dari negara bagian di Myanmar telah ditahan oleh militer.
Baca juga: Biodata Aung San Suu Kyi Berubah di Wikipedia setelah Ditahan Militer, Tertulis Tanggal Penangkapan
Baca juga: Aung San Suu Kyi Ditahan Bersama Tokoh Penting Lainnya, Juru Bicara: Militer Menguasai Ibu Kota
"Militer tampaknya menguasai ibu kota sekarang," imbuh dia.
Tindakan itu dilakukan setelah ketegangan antara pemerintah sipil dan militer meningkat setelah pemilihan umum yang menurut tentara curang.
NLD mengklaim kemenangan setelah pemilu digelar pada November 2020 lalu.
Hal itu menandai pemungutan suara demokratis kedua di Myanmar sejak berakhirnya kekuasaan militer pada 2015.
Profil Aung San Suu Kyi
Aung San Suu Kyi lahir pada 19 Juni 1945.
Dilansir Wikipedia, Suu Kyi lulus dari Universitas Delhi pada 1964.
Ia kemudian melanjutkan studi ke Universitas Oxford dan lulus tahun 1968.
Suu Kyi diketahui pernah bekerja di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) selama tiga tahun.
Ia menikah dengan Michael Aris pada 1972 dan memiliki dua anak.
Baca juga: Tokoh Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi Ditangkap dan Ditahan Militer, Buntut Konflik Pemilu
Baca juga: Aung San Suu Kyi Ditangkap Hari Ini, Koneksi Internet dan Saluran Telepon Myanmar Terganggu
Mengutip BBC, Suu Kyi adalah putri pahlawan kemerdekaan Myanmar, Jenderal Aung San.
Sang ayah dibunuh saat Suu Kyi masih berusia dua tahun, tepat sebelum Myanmar mendapat kemerdekaan dari penjajahan Inggris pada 1948.
Suu Kyi pernah dilihat sebagai suar untuk hak asasi manusia - seorang aktivis berprinsip yang menyerahkan kebebasannya untuk menentang jenderal militer kejam yang memerintah Myanmar selama beberapa dekade.
Pada 1992, ia dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian saat masih menjadi tahanan rumah.
Ia dielu-elukan sebagai "contoh luar biasa dari kekuatan yang tak berdaya".
Suu Kyi menghabiskan hampir 15 tahun menjadi tahanan, antara tahun 1989 dan 2010.
Pada November 2015, ia memimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) meraih kemenangan telak dalam pemilihan umum pertama Myanmar yang diperebutkan secara terbuka selama 25 tahun.
Konstitusi Myanmar melarangnya jadi presiden karena memiliki anak berkewarganegaraan asing.
Namun, Suu Kyi secara luas dipandang sebagai pemimpin de facto.
Sejak menjadi penasihat negara Myanmar, kepemimpinannya ditentukan oleh perlakuan terhadap sebagian besar minoritas Muslim Rohingya.
Baca juga: Aung San Suu Kyi Ditangkap, Inilah Kilas Balik Krisis Politik Myanmar
Baca juga: BREAKING NEWS : Tokoh Myanmar Aung San Suu Kyi Ditangkap Militer
Pada 2017, ratusan ribu orang Rohingya melarikan diri ke Bangladesh karena tindakan kekerasan militer yang dipicu serangan mematikan di kantor polisi di negara bagian Rakhine.
Mantan pendukung internasional Suu Kyi, tidak melakukan apapun untuk menghentikan pemerkosaan, pembunuhan, dan dugaan genosida dengan menolak untuk mengutuk militer.
Beberapa awalnya berpendapat bahwa Suu Kyi adalah politikus pragmatis, yang mencoba memerintah negara multi-etnis dengan sejarah yang kompleks.
Namun, pembelaan pribadinya atas tindakan militer Myanmar di sidang Mahkamah Internasional pada 2019 di Den Haag, dipandang sebagai titik balik baru yang melenyapkan reputasi internasionalnya.
Meski begitu, Suu Kyi tetap sangat populer di Myanmar, di antara mayoritas Buddha.
Ada Gangguan Internet dan Telepon
Pasca-penangkapan Aung San Suu Kyi, saluran telepon ke ibu kota Myanmar, Naypyidaw tidak bisa dihubungi pada Senin dini hari.
Dilansir The Guardian, koneksi data internet seluler dan beberapa layanan telepon telah terganggu di kota-kota besar.
Pada Senin pagi, TV pemerintah Myanmar juga mengatakan di Facebook bahwa mereka tidak dapat melakukan siaran.
Seorang juru bicara militer tidak menjawab panggilan telepon untuk memberikan tanggapannya terkait berita penangkapan Suu Kyi dan tokoh partai lainnya.
Baca juga: Pemimpin, Presiden, Anggota Senior Partai Penguasa Myanmar Dikabarkan Ditangkap Saat Serangan Pagi
Baca juga: RI Desak Myanmar Selesaikan Masalah Etnis Rohingya
Penggerebekan itu terjadi setelah militer diduga melakukan kudeta mengenai tuntutan untuk penyelidikan atas dugaan penipuan pemilih selama pemilu tahun lalu, yang dimenangkan oleh partai yang berkuasa Suu Kyi.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Ranum Kumala Dewi)