TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Para ilmuwan mengakui vaksin buatan Rusia ‘Sputnik V’ hampir 92 persen efektif dalam memerangi Covid-19.
Hal itu berdasarkan hasil tinjauan dari data uji coba tahap akhir vaksin Rusia yang diterbitkan dalam jurnal medis internasional The Lancet.
Para ahli mengatakan hasil uji coba Fase III menunjukkan dua senjata efektif lain untuk melawan pandemi mematikan dan sampai batas tertentu keputusan Moskow untuk meluncurkan vaksin sebelum data akhir dirilis.
Hasilnya, yang disusun oleh Institut Gamaleya di Moskow yang mengembangkan dan menguji vaksin, sejalan dengan data efektivitas yang dilaporkan pada tahap awal uji coba, yang telah berjalan di Moskow sejak September 2020.
"Pengembangan vaksin Sputnik V telah dikritik karena tergesa-gesa, memotong waktu, dan tidak adanya transparansi," kata Ian Jones, profesor di University of Reading, dan Polly Roy, profesor di London School of Hygiene & Tropical Medicine, seperti dilansir Reuters, Rabu (3/2/2021).
"Tetapi hasil yang dilaporkan di sini jelas dan prinsip ilmiah vaksinasi dibuktikan, " ujar para ilmuwan, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, dalam komentar yang dibagikan oleh The Lancet.
Hasilnya didasarkan pada data dari 19.866 sukarelawan, di antaranya seperempat menerima plasebo, para peneliti, yang dipimpin oleh Denis Logunov dari Gamaleya Institute, mengatakan dalam The Lancet.
Sejak uji coba dimulai di Moskow, ada 16 kasus Covid-19 tanpa gejala yang tercatat di antara orang-orang yang menerima vaksin, dan 62 di antara kelompok penerima plasebo, kata para ilmuwan.
Baca juga: Malaysia Tengah Negosiasi Pembelian 6,4 Juta Dosis Vaksin Sputnik V
Ini menunjukkan bahwa rejimen vaksin dua dosis - dua suntikan berdasarkan dua vektor virus yang berbeda, diberikan dalam selang waktu 21 hari - 91,6 persen efektif melawan gejala Covid-19.
Vaksin Sputnik V adalah yang keempat di seluruh dunia yang sudah memiliki hasil uji coba Fase III yang diterbitkan dalam jurnal medis erkemuka setelah yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech, Moderna dan AstraZeneca.
Pfizer memiliki tingkat kemanjuran tertinggi di 95 persen, diikuti vaksin Moderna dan Sputnik V, sementara vaksin AstraZeneca memiliki kemanjuran rata-rata 70 persen.
Vaksin Sputnik V juga sekarang telah disetujui untuk disimpan di lemari es biasa, bukan di freezer, membuat transportasi dan distribusi lebih mudah, kata para ilmuwan Gamaleya pada Selasa (2/2/2021).
Rusia menyetujui vaksin tersebut pada Agustus lalu, sebelum uji coba skala besar telah dimulai.
Saat itu Rusia mengatakan mereka adalah negara pertama yang melakukannya untuk vaksin Covid-19.
Rusia menamai vaksinnya Sputnik V, sebagai penghormatan kepada satelit pertama di dunia, yang diluncurkan oleh Uni Soviet.(Reuters)