Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ketua Olimpiade Jepang, Yoshiro Mori, kembali disemprot Menteri Olimpiade, Kamis (4/2/2021). Mori akhirnya meminta maaf kepada publik karena ucapannya dianggap merendahkan martabat wanita.
"Setelah jumpa pers saya menelepon Ketua Olimpiade Jepang Yoshiro Mori karena ucapannya merendahkan martabat wanita dan minta dia supaya minta maaf kepada publik. Jelas ucapan tersebut bertentangan dengan semangat Olimpiade," papar Menteri Olimpiade Jepang, Seiko Hashimoto, Kamis (4/2/2021).
Kamis (4/2/2021) siang kemarin, Mori meminta maaf kepada masyarakat lewat jumpa pers singkat.
"Saya meminta maaf sedalamnya atas ucapan tersebut yang mungkin kurang pantas bagi wanita. Tidak ada maksud apapun dan berharap kita bisa bersama-sama menyukseskan Olimpiade mendatang," kata Mori.
Ditanyakan wartawan apakah akan mengundurkan diri akibat kesalahannya itu, Mori menyatakan dia tidak akan mundur.
Baca juga: Yoshiro Mori: Apapun yang Terjadi, Olimpiade Jepang Tetap Berjalan
Baca juga: Persiapan Jepang 6 Bulan Jelang Olimpiade 2021, Turnamen Tes Pertama Mulai Maret Hingga Mei
"Saya tidak akan mundur dan akan menyelesaikan tugas menyelenggarakan Olimpiade nanti agar sukses bagi kita semua," paparnya.
Dalam jumpa pers 2 Februari lalu, Yoshiro Mori sempat mengucapkan bahwa wanita jangan terlalu banyak karena akan makan waktu karena banyak bicara.
"Staf dan pengurus sebaiknya jangan terlalu banyak yang wanita karena akan terlalu banyak (terlalu panjang kalau) bicara serta menyita waktu," paparnya.
Akibat ucapannya tersebut, PM Jepang di depan sidang parlemen (Diet) terpaksa harus memberikan komentar atas pertanyaan anggota parlemen.
"Sebaiknya kita menjaga diri dalam mengucapkan sesuatu, tak boleh terjadi hal itu, dan wanita itu sangat penting sekali untuk kerja sama suksesnya Olimpiade mendatang," papar PM Suga.
Ucapan yang mungkin disampaikan ringan oleh Mori mengenai pengurangan tenaga wanita menjadi bola es yang bergulir semakin besar dan banyak wanita Jepang semakin tidak hormat kepadanya.
Seorang profesor dari Universitas Chukyo, Kyoko Raita juga mengingatkan agar Mori berhati-hati dalam berbicara.
"Ucapan Mori jelas sangat tidak bisa diterima. Hal itu akan menjatuhkan semangat kerja terutama di kalangan wanita. Hal itu juga sudah tidak sesuai dengan trend yang ada masa kini di mana wanita dapat sukses dan mandiri di berbagai bidang," papar Raita.
Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan tak disangka adanya penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com