Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan.
"Orang-orang Burma (Myanmar) membuat suara mereka didengar dan dunia menyaksikan," kata Biden.
"Kami akan siap untuk menerapkan tindakan tambahan, dan kami akan terus bekerja dengan mitra internasional kami untuk mendesak negara lain untuk bergabung dengan kami dalam upaya ini," tambah Biden.
Baca juga: Krisis Myanmar: Wanita Ditembak di Kepala, Dokter Sebut Dia Kehilangan Fungsi Otak
Perhatian Internasional Terhadap Kudeta Myanmar
Perhatian internasional telah meningkat tentang kudeta militer di Myanmar.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan pernyataan pada tanggal 4 Februari, mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas pernyataan keadaan darurat yang diberlakukan di Myanmar oleh militer.
Pda 2 Februari, Biden telah menyerukan para pemimpin kudeta militer untuk melepaskan kendali dan membebaskan para pemimpin politik yang ditahan.
Saat itu, Biden mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada mereka yang bertanggung jawab atas kudeta tersebut.
Biden mendapat dukungan bipartisan di antara Partai Republik dan Demokrat di Kongres AS untuk sanksi tersebut.
Dia mengatakan telah berkonsultasi dengan pemimpin Senat Republik Mitch McConnell tentang langkah-langkah yang harus diambil AS.
"Saya telah didorong selama seminggu terakhir oleh upaya diplomatik yang dilakukan oleh pemerintah untuk menunjukkan kecaman Amerika Serikat atas serangan mencolok militer (Myanmar) terhadap hak-hak politik," kata McConnell pada 8 Februari.
"Sudah waktunya untuk menindaklanjuti dengan biaya yang berarti bagi mereka yang membantu dan mendukung demokrasi Burma yang mati lemas," kata McConnell.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)