News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rekam Aksinya Lecehkan Balita, Wanita di Inggris Kirim Video pada sang Pacar yang Pedofil

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi merekam video - Seorang wanita di Inggris merekam aksinya melecehkan seorang balita. Video itu kemudian dikirim pada kekasihnya yang pedofil.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pengasuh bayi Amerika Serikat merekam aksi dirinya melecehkan balita Inggris.

Tak berhenti sampai disitu, ia bahkan mengirim video tersebut pada kekasihnya yang seorang pedofil.

Pengasuh tersebut diketahui bernama Paige Poole.

Poole pindah ke London pada 2018 silam untuk menikah dengan seorang pria Inggris.

Dikutip Tribunnews dari New York Post, Poole terdengar tertawa di beberapa klip saat ia melecehkan seorang anak berusia satu tahun.

Baca juga: WNI Divonis 8 Tahun Penjara Atas Kasus Pelecehan Seksual Terhadap Bocah Berusia 3 Tahun di Malaysia

Baca juga: Diduga Sakit Hati Gaji Dipotong, Karyawan J&T Express Malaysia Ubrak-abrik Paket

Poole kemudian mengirim video dan detail pelecehan melalui WhatsApp kepada kekasihnya yang telah menikah, Ross Kingsland.

Paige Poole (kiri) dan Ross Kingsland (kanan) (New York Post)

Kingsland, seorang ayah berusia 44 tahun, memanggil Poole dengan sebutan "Malaikat Hitam".

Ia menulis pada Poole, "Kamu membuat hati hitamku sangat bahagia," pengadilan mendengar pada Selasa.

Poole, wanita berusia 28 tahun ini mengaku bersalah di Exeter Crown Court atas sejumlah pelanggaran.

Termasuk 11 pelecehan seksual dan mengambil serta mendistribusikan foto tak senonoh seorang anak, terang DevonLive.

Ia bersama Kingsland bersekongkol untuk memperkosa anak lain.

Poole dijatuhi penjara 17 tahun, empat tahun terakhir ia bisa menjalani hukuman sosial di masyarakat, jika mematuhi peraturan yang dimandatkan pengadilan saat di tahanan.

Sementara itu, Kingsland divonis penjara 15 tahun, juga termasuk kesempatan menyelesaikan empat tahun terakhir hukuman di komunitas.

Ia mengaku bersalah atas beberapa pelanggaran, termasuk membantu dan bersekongkol atas pelecehan seksual terhadap seorang anak dan konspirasi untuk menyerang seorang anak.

Hakim David Evans menyebut Poole dan Kingsland sebagai "pertemuan pikiran yang benar-benar jahat".

Baca juga: Awal Mula Virus Covid-19 di Wuhan Disebut dari Kepala Babi Impor Asal Amerika Utara

Baca juga: Saat Armada Amerika Berpapasan dengan Kapal-kapal Perang China di LCS

"Kebenaran mengerikan bahwa Anda masing-masing adalah seorang pedofil yang korup secara moral."

"Dan itu adalah kemalangan besar yang Anda temukan satu sama lain," katanya.

"Anda dengan sengaja dan bersama-sama telah menyebabkan penderitaan yang paling mengerikan bagi banyak orang."

"Anda telah menghancurkan kehidupan individu dan keluarga yang bersangkutan," bebernya.

Pasangan itu divonis pada musim panas lalu saat Kingsland ditangkap setelah mencoba bernegosiasi untuk bertemu dan melecehkan dua anak, berusia 8 dan 12 tahun.

Ia bertemu seseorang yang sebenarnya adalah petugas yang menyamar.

Selama transaksi itu, Kingsland - yang memiliki keyakinan sebelumnya karena mengekspos dirinya sendiri dengan dua gadis berusia 12 tahun - membagikan video seorang wanita yang melecehkan seorang anak.

Setelah penangkapannya, video pelecehan Poole ditemukan di ponsel mereka.

"Kingsland dan Poole adalah dua individu yang sangat berbahaya yang melecehkan seorang anak dan membawa kesengsaraan bagi keluarga," ujar petugas investigasi senior, Detektif Inspektur Si Costin.

"Satu-satunya kepuasan yang bisa kami ambil adalah bawah kedua pelaku akan berada di penjara untuk waktu yang lama dan tidak dapat menyakiti orang lain," imbuh dia.

Baca juga: Duduk Perkara Gadis 16 Tahun Ngaku Jadi Korban Pelecehan, Lapor Polisi hingga Kirim Surat ke Kapolri

Baca juga: Pimpinan Bank di Sulawesi Dilaporkan Lakukan Pelecehan Seksual, Cium Pipi Karyawan Saat Lagi Kerja

Laporan tersebut tidak merinci dari Amerika bagian mana Poole berasal.

Kepolisian Inggris pun tidak segera menanggapi permintaan mengenai asal Poole.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini