Kazem Gharib Abadi, perwakilan Iran untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah memberi tahu badan tersebut tentang langkah tersebut.
Pada Selasa (16/2/2021) dia mengatakan, Iran akan menghentikan beberapa "langkah-langkah transparansi" yang berhubungan dengan produksi 'kue kuning' dan pengayaan uranium.
Direktur IAEA Rafael Grossi akan mengunjungi Iran pada Sabtu (20/2/2021) untuk mencari solusi.
Presiden Iran, Hassan Rouhani mengkonfirmasi pembatasan inspeksi yang akan datang, tetapi menekankan Iran tidak akan pernah mencari senjata nuklir.
"Seperti yang telah kami katakan berkali-kali, belum ada dan tidak akan pernah ada ruang untuk senjata pemusnah massal, termasuk senjata nuklir, dalam program pertahanan negara kami," katanya dalam pidato kabinet yang disiarkan televisi.
"Ini selalu menjadi pendapat terpadu, kami tidak akan pernah mengejar senjata nuklir, tetapi kami akan mengejar teknologi nuklir damai karena itu adalah hak kami," tambahnya.
Baca juga: Menlu Iran Javad Zarif Desak Biden Segera Kembali ke Kesepakatan Nuklir
Rouhani mengatakan, Iran tidak ingin memiliki program nuklir rahasia apa pun, dan fatwa Khamenei yang melarang keras senjata pemusnah massal akan selalu ada.
Kekuatan Barat sebelumnya menegaskan mereka percaya Iran memiliki program senjata nuklir rahasia yang dibubarkan pada 2003.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)