TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Ghana telah menjadi negara pertama di dunia yang menerima vaksin virus corona (Covid-19) melalui fasilitas Covax yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Ini menandai dimulainya program pengadaan vaksin terbesar dalam sejarah.
Seperti yang disampaikan Direktur Eksekutif Unicef Henrietta Fore dalam sebuah pernyataan.
"Dengan pengiriman dosis pertama, kami dapat memenuhi janji Covax untuk memastikan bahwa orang-orang dari negara-negara yang kurang kaya, tidak kalah dalam perlombaan untuk mendapatkan vaksin untuk menyelamatkan jiwa," kata Fore.
Dikutip dari laman Financial Times, Rabu (24/2/2021), Ghana akan menerima 600.000 dosis vaksin Oxford-AstraZeneca dari Serum Institute of India pada batch pertama.
Perlu diketahui, Covax dirancang untuk menargetkan 20 persen warga negara dari negara-negara yang berpartisipasi untuk program WHO pada akhir tahun.
Baca juga: WHO Setujui Dana Kompensasi untuk Efek Samping yang Serius pada Vaksin COVAX
Terutama di negara miskin di seluruh dunia yang tertinggal dalam perebutan vaksin global.
Hal itu karena negara-negara Barat yang lebih kaya "menguasai' sebagian besar vaksin ini untuk diri mereka sendiri.
Uni Afrika juga telah mengamankan ratusan juta dosis untuk meningkatkan pasokan negara anggotanya.
Masing-masing negara sedang menjalani kesepakatan mereka sendiri, termasuk untuk pengadaan vaksin dari Rusia dan China yang tentunya meningkatkan diplomasi vaksin mereka.
Seperti kebanyakan negara Afrika, Ghana memiliki pengalaman pandemi yang lebih ringan, dengan hanya mencatat 580 kematian dan 80.700 kasus yang dikonfirmasi untuk populasi sebanyak 30 juta penduduk.