"Dia periang, ini adalah karakteristik yang membedakan kepribadiannya," ujar Nabeel.
Bahkan Nabeel menganggap Koshak seperti seorang ayah baginya.
Menurutnya, keluarga Koshak sangat bangga bahwa pamannya mendapatkan kepercayaan besar dari Kerajaan Arab Saudi.
"Dia menyambut raja setiap tahun selama 10 hari terakhir Ramadhan," kata Nabeel.
Koshak memegang sejumlah posisi pemerintahan di Mekkah sepanjang kariernya, termasuk menjadi wakil menteri urusan teknis di Kota Mekkah.
Dia memimpin tim pemugaran sumur Zamzam empat dekade lalu.
Pengalamannya dan pengamatannya terhadap sumur Zamzam saat itu dia abadikan dalam sebuah buku "Zamzam: The Holy Water".
Baca juga: Pemerintah Juga Diminta Prioritaskan Vaksinasi bagi Calon Jemaah Haji
Baca juga: Gus Yaqut Minta KPK Bantu Cegah Penyelewengan Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
"Membersihkan sumur Zamzam adalah salah satu proyek terpentingnya, tugas besar di bawah arahan mendiang Raja Khalid," kata keponakannya.
Dalam bukunya, Koshak menguraikan sejarah sumur dan sumber airnya, serta mendokumentasikan benda-benda arkeologi yang ditemukan selama proyek pembersihan.
"Dengan pengamatan, menjadi jelas bahwa hanya ada dua sumber utama air, satu menuju Ka'bah, dan yang lainnya menuju Ajyad."
"Adapun sumber ketiga, yang menurut cerita sejarah berada di sisi Jabal Abu Qubays dan Al-Safa, saya justru menemukan 12 lubang kecil di antara batu-batu bangunan," tulis Koshak dalam bukunya.
Koshak juga mendirikan pusat spesialis untuk pengobatan alternatif di Jeddah.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)