TRIBUNNEWS.COM, ADDIS ABABA - Ethiopia saat ini telah menerima nyaris 2,2 juta dosis vaksin virus corona (Covid-19) melalui fasilitas COVAX yang diinisiasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Ini merupakan langkah bersejarah untuk memastikan distribusi yang adil terhadap vaksin Covid-19 secara global, yang akan menjadi operasi pengadaan dan pasokan vaksin terbesar dalam sejarah.
Dikutip dari laman Reliefweb, Minggu (7/3/2021), pengiriman ini merupakan bagian dari kedatangan gelombang pertama vaksin Covid-19 di Ethiopia yang akan berlanjut dalam beberapa pekan mendatang.
Vaksin AstraZeneca yang dilisensikan dan diproduksi oleh Serum Institute of India (SII), telah dibawa oleh Ethiopian Airlines dan tiba di Bandara Internasional Bole, Ethiopia pada Minggu pagi waktu setempat.
Baca juga: Pemimpin Spiritual Tibet Dalai Lama Terima Vaksin Virus Corona AstraZeneca
Kedatangan vaksin COVAX ini diterima oleh Menteri Kesehatan Ethiopia Dr Lia Tadesse, Menteri Keuangan dan Kerjasama Ekonomi Yasmin Wohabrebbi, perwakilan WHO Dr Boureima Hama Sambo serta perwakilan UNICEF Adele Khodr.
Kepala Regional, Asia Pasifik dan Anglophone Afrika di Gavi Vaccine Alliane, Charlie Whetham bersyukur proses pengiriman vaksin ke Ethiopia bisa berlangsung lancar.
"Kami sangat senang Ethiopia menerima dosis vaksin COVAX pertamanya. Terima kasih atas kerja pemerintah Ethiopia dan mitra COVAX, serta dukungan dari para donor kami, kami memenuhi janji kami untuk mulai memvaksinasi populasi yang rentan di seluruh dunia," kata Whetham.
Sementara itu, Perwakilan WHO di Ethiopia Dr. Boureima Hama Sambo mengatakan bahwa kedatangan vaksin COVAX di Addis Ababa ini merupakan tonggak penting untuk menuju perubahan keadaan menjadi lebih baik dalam menanggapi pandemi Covid-19.
"Ini semua karena aksi global yang terkoordinasi untuk pendistribusian vaksin yang adil. WHO akan terus bekerja sama dengan pemerintah Ethiopia dan mitra global untuk memastikan bahwa Ethiopia menerima, menyebarkan, dan mengelola vaksin Covid-19 dalam jumlah yang memadai kepada warganya. karena seperti yang telah berulang kali dikatakan WHO, tidak ada yang aman sampai semua orang benar-benar aman," kata dr Sambo.
Ini merupakan salah satu pengiriman kali pertama ke negara-negara di Wilayah Afrika yang dilakukan oleh fasilitas COVAX dan diinisiasi WHO.
Skema COVAX menargetkan pengiriman setidaknya 2 miliar dosis vaksin Covid-19 hingga akhir tahun 2021.
"Dengan vaksin ini, kami bergerak selangkah lebih dekat untuk menormalkan kehidupan jutaan anak dan keluarga mereka yang terdampak pandemi ini. Kami akan bekerja sama dengan pemerintah Ethiopia dan mitranya untuk memastikan bahwa semua orang bisa memperoleh vaksinasi dan tidak ada yang tertinggal," kata Perwakilan UNICEF Adele Khodr.
Perlu diketahui, pengiriman pertama ini berisi 2.184.000 dosis vaksin AstraZeneca.
Ini adalah pengiriman batch pertama dari beberapa tahapan pengiriman yang akan ditujukan ke Ethiopia, sesuai dengan ketersediaan vaksin global dan Rencana Penyebaran dan Vaksinasi Nasional Ethiopia (NDVP).
Program vaksinasi Ethiopia pun akan dimulai dalam beberapa hari ke depan yang difokuskan terlebih dahulu untuk kelompok prioritas fase pertama.
Menteri Kesehatan Dr Lia Tadesse mengungkapkan pemerintah Ethiopia memberikan apresiasi terhadap fasilitas COVAX, produsen vaksin serta mitra pembangunan global.
"Apa yang tampaknya tidak mungkin tercapai pada beberapa bulan yang lalu, sekarang ada di tangan kami. Dengan itu, kami punya jaminan untuk melindungi rakyat kami dan harapan untuk dapat mengalahkan pandemi melalui vaksinasi yang merata kepada penduduk secara serentak dapat menjadi kenyataan. Ethiopia bangga telah berkontribusi pada upaya global mewakili Wilayah Afrika ini," tegas Dr Tadesse.
Sebelumnya, vaksin tersebut diproduksi dalam waktu satu tahun setelah pernyataan Direktur Jenderal WHO yang menyebut wabah Covid-19 telah menjadi darurat kesehatan masyarakat dan harus menjadi perhatian internasional.
Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah bahwa vaksin diproduksi dalam waktu sesingkat itu.
Kedatangan vaksin AstraZeneca di Ethiopia diwujudkan melalui Fasilitas COVAX.
COVAX adalah bagian dari Access to COVID-19 Tools (ACT) Accelerator, sebuah kolaborasi global terkait terobosan untuk mempercepat pengembangan, produksi, dan akses yang adil terhadap tes, perawatan, dan vaksin Covid-19.
Selama beberapa bulan, mitra COVAX telah mendukung banyak negara dalam upaya persiapan penyebaran vaksinasi Covid-19.
Mereka sangat aktif dalam bekerja sama dengan negara-negara seperti Ethiopia, sehingga dapat memperoleh manfaat dari Advance Market Commitment (AMC), mekanisme keuangan inovatif untuk membantu mengamankan akses global dan setara untuk vaksin Covid-19.
COVAX merupakan skema bersama yang tidak hanya diinisiasi oleh WHO, namun juga Gavi, Aliansi Vaksin, dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI).
Selain itu juga menjalin kemitraan dengan UNICEF, Bank Dunia, organisasi masyarakat sipil serta produsen vaksin.
COVAX telah membangun beragam portofolio vaksin yang sesuai untuk berbagai pengaturan dan populasi, serta berada di jalur yang tepat untuk memenuhi misinya dalam memberikan setidaknya 2 miliar dosis vaksin ke negara-negara yang berpartisipasi di seluruh dunia pada tahun 2021.
Termasuk setidaknya 1,3 miliar donatur yang mendanai dosis untuk 92 negara peserta fasilitas COVAX berpenghasilan rendah yang didukung oleh Gavi COVAX AMC.