News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

'Geng Biden' Dituding Sedang Persiapkan Perang Nuklir dengan Rusia

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyebut rudal ini sebagai senjata hipersonik non-nuklir yang mampu menempuh jarak jauh dan berkecepatan Mach 10, sepuluh kali kecepatan suara.

 

TRIBUNNEWS.COM -- Menjelang akhir kekuasaannya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dengan para pendukungnya dituding sedang mempersiapkan perang nuklir dengan Rusia.

Marjorie Taylor Greene anggota parlemen AS tersebut mengatakan dirinya telah mengetahui adanya aksi rahasia Presiden Biden tangah mempertimbangkan mengirim senjata nuklir ke Ukraina.

Baca juga: Jantung Kota Kurakhovo Hampir Lepas, Bila Ingin Selamat Pasukan Kiev Dianjurkan Keluar

Pendukung Donald Trump perwakilan Georgia tersebut mengirimkan postingan dari akun X milik Mario Nawfal, seorang jurnalis kondang.

Ia memposting: "WTF: AS INGIN MEMPERSENJATAI UKRAINA DENGAN NUKLIR SEBELUM BIDEN PERGI?! Dalam perubahan yang mencengangkan, pejabat Biden dilaporkan serius mempertimbangkan untuk memberikan senjata nuklir ke Ukraina."

Taylor Greene membagikan ini, dalam sebuah postingan yang telah dilihat hampir 300.000 kali pada saat pelaporan.

Dia menulis: "Ini GILA dan sepenuhnya tidak konstitusional, mungkin tindakan pengkhianatan. Ini harus segera dihentikan! Apakah pemerintahan Biden mencoba memulai perang nuklir dan menggunakannya sebagai alasan untuk menghentikan pengalihan kekuasaan kepada Trump?"

Baca juga: Rudal Oreshnik: Senjata Hipersonik Rusia dalam Konflik Ukraina

"Dunia tidak lebih dekat dengan perang nuklir daripada sebelum invasi Rusia terakhir ke Ukraina pada bulan Februari 2022," Michael Clarke, seorang profesor di Departemen Studi Perang dan mantan Direktur Jenderal Royal United Services Institute (RUSI) mengatakan kepada Newsweek.

"Keseimbangan utama pencegahan nuklir strategis antara Rusia dan Barat tidak berubah selama 50 tahun terakhir (sejak mencapai level saat ini pada pertengahan 1970-an)," katanya.

Clarke mengatakan, "Pencegahan bersama dirancang justru untuk melindungi negara-negara besar, dan kebetulan juga seluruh dunia, terhadap ancaman nuklir yang gegabah."

Biden diduga akan terus meningkatkan ketegangan dengan Rusia sebelum dirinya lengser diganti oleh Donald Trump.

Kondisi yang tidak menentu tersebut yang diharapkan terjadi pada saat Trump akan menjabat sebagai presiden.

Rusia tengah mempersiapkan serangan baru

Kementerian Pertahanan Rusia hari ini mengonfirmasi serangan rudal ATACMS baru di wilayah Kursk dan menyatakan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan tindakan balasan terhadap serangan tersebut.

Kedua serangan tersebut, yang telah menjadi berita utama di kalangan militer Ukraina dan Rusia selama beberapa hari, telah dikonfirmasi. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini