Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan penerbangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) saat ini sedang mengerjakan jenis informasi yang akan disertakan dalam kredensial.
Kredensial merupakan bagian dari dokumen apa pun yang merinci kualifikasi, kompetensi, atau otoritas yang dikeluarkan untuk seseorang oleh pihak ketiga dengan otoritas yang relevan atau de facto atau kompetensi yang diasumsikan untuk melakukannya.
Industri penerbangan percaya bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) harus mengambil peran utama, percaya bahwa akan meningkatkan kepastian informasi dalam kredensial itu sah.
"Untuk orang yang divaksinasi penuh, mengatakan "mereka dapat - tanpa masker wajah - bertemu orang yang divaksinasi dan mengunjungi orang yang tidak divaksinasi dalam satu rumah tangga yang berisiko rendah terkena penyakit parah," ungkap CDC dalam keterangannya.
Namun, badan kesehatan tetap menganjurkan agar tidak bepergian. “Setiap kali ada lonjakan dalam perjalanan, kami mengalami lonjakan kasus di negara ini,” ujar direktur CDC, Dr Rochelle Walensky.
Banyak varian Covid-19 yang kini menyebar di AS, dimulai di negara lain, tambah Walensky. Namun, dia mengemukakan kemungkinan bahwa dengan lebih banyak data CDC akan segera menyetujui perjalanan oleh orang yang divaksinasi.
Maskapai penerbangan mengandalkan vaksinasi yang tersebar luas untuk meningkatkan perjalanan, dan "paspor virus" dinilai dapat membantu penerbangan internasional.
Indonesia Belum Bisa
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati menyebut ide paspor virus masih jauh dari keperluan mendasar yang dibutuhkan oleh Indonesia.
"Persoalan kita di Indonesia adalah masih persoalan sangat mendasar, yaitu penerapan 3T, 5M dan vaksinasi. Jangan sampai keinginan dan cita-cita yang terlalu jauh ini malah mengacaukan dan atau menghambat pelaksanaan 3 hal mendasar tadi," ujar Mufida.
Anggota DPR RI dari Dapil DKI Jakarta II ini mengingatkan pada momen satu tahun pandemi, Indonesia saat ini belum bisa dikatakan berhasil dalam menangani penyebaran virus Covid-19.
Menurut Mufida, kemampuan 3T oleh pemerintah masih sangat rendah. Penurunan jumlah kasus yang saat ini tercatat diduga bukan dikarenakan sudah terkendalinya penyebaran virus ini, akan tetapi lebih kepada penurunan jumlah tes yang dilakukan.
Mufida juga menekankan capaian vaksinasi di Tanah Air juga masih rendah dan masih jauh dibawah target yang ditentukan sendiri oleh Pemerintah.
"Karena itu, saya berpesan, janganlah kita disibukan dengan hal-hal lain dan melupakan serta menunda hal-hal yang mendasar," ungkap dia.