"Setelah protes, menjadi jelas bahwa Twitter tidak berencana menghapus pesan yang berkaitan dengan tindakan sipil damai dan akan terus menandai propaganda negara, sehingga pengguna dapat mengenali informasi palsu," kata Darbinyan.
Setelah tak diberitakan media pemerintah, Navalny membangun pengikutnya melalui jejaring sosial.
Dia dan timnya tetap mengaktifkan akunnya bahkan saat dia dipenjara.
Akun Instagram Navalny minggu ini membagikan pesan di mana dia menggambarkan penjara saat ini sebagai "kamp konsentrasi" .
Berita lain terkait Rusia
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)