Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Kapal kontainer besar yang telah menghabiskan berhari-hari tersangkut di Terusan Suez sebagian telah "dilayarkan" kembali oleh kapal pengerukan besar yang dapat menggeser 2000 meter kubik pasir per jam, INSIDER melaporkan.
Kapal Ever Given telah terjebak di Terusan Suez sejak Selasa (23/3/2021), memblokir salah satu rute perdagangan tersibuk di dunia.
Perjalanan ratusan kapal yang membawa perdagangan bernilai miliaran dolar menjadi tersendat, memperdebatkan apakah akan mengambil rute yang lebih jauh di sekitar Afrika.
Baca juga: Sejarah Insiden Terusan Suez, Sudah Beberapa Kali Terblokir dan Ditutup sejak Pertama Kali Dibuka
Baca juga: Terusan Suez: Kapal Ever Given Akhirnya Bergeser setelah 6 Hari Memblokir Perairan
Namun kini para pekerja berhasil membebaskan sebagian kapal pada hari Senin, memungkinkannya untuk dirotasi, meski bagian depan kapal masih tertancap di tepian kanal.
Keberhasilan evakuasi sejauh ini dicapai setelah kapal tunda dan kapal keruk bekerja berhari-hari.
Kunci kesuksesan itu adalah kapal keruk besar bernama Mashhour, yang mulai bekerja pada hari Kamis untuk menghilangkan pasir dari sekitar kapal.
Video, ilustrasi, dan di bawah ini menunjukkan seperti apa kerja kapal keruk tersebut.
Bernhard Schulte Shipmanagement, manajer teknis Ever Given, mengatakan kapal keruk dapat memindahkan 2.000 meter kubik material per jam.
Osama Rabie, kepala Otoritas Terusan Suez mengatakan Mashour melakukan sebagian besar pekerjaan pengerukan di sekitar Ever Given.
Ia mengatakan bahwa pekerjaan itulah yang memungkinkan kapal tunda memulai upaya mereka untuk memindahkan kapal.
Kapal keruk lain yang lebih kecil yang bisa lebih dekat ke Ever Given juga digunakan.
Secara keseluruhan, mereka menyedot 17.000 meter kubik pasir dan lumpur di sekitar kapal, AhramOnline melaporkan.
Operasi pengerukan, yang dilakukan berkoordinasi dengan Smit Salvage, menargetkan membuang 15.000 hingga 20.000 meter kubik pasir dari sekitar haluan untuk mencapai tingkat kedalaman 12 hingga 16 meter agar kapal dapat mengapung.
Peter Berdowski, CEO Boskalis, perusahaan penyelamat yang disewa untuk membebaskan kapal, mengatakan kepada Dutch NPO Radio 1: "Jangan terlalu cepat bersorak."