Pertamina sendiri mengatakan kepada publik bahwa "pengiriman bahan bakar tidak terganggu dan saat ini masih berlangsung".
Sudah banyak yang menuntut jawaban bagaimana musibah bisa terjadi pada kilang milik Pertamina.
Salah seorang politikus, Kurtubi, dalam wawancara TV menuturkan, Kilang Minyak Balongan yang beroperasi sejak 1994 relatif baru dibandingkan kilang Pertamina lainnya.
Kurtubi, yang merupakan anggota Komisi Energi DPR RI, juga menuntut adanya evaluasi jarak antara kilang minyak dan kawasan pemukiman.
Baca juga: Melihat Profil Kilang Minyak Pertamina Balongan yang Terbakar, Apa Fungsi dan Kegiatan Bisnisnya?
Seruan Penyelidikan Menyeluruh
Di media sosial, ada seruan untuk penyelidikan menyeluruh.
"Apakah ada sabotase atau ini kecelakaan sungguhan?" tanya seorang netizen Indonesia.
Yang lain mempertanyakan apakah prosedur operasi standar telah diikuti.
"Kalau tidak, orang yang menyebabkan ini harus dibawa ke pengadilan," kata netizen lainnya.
Penduduk dari desa terdekat telah dievakuasi ke beberapa kamp berbeda dengan upaya bantuan yang semakin diperumit oleh tindakan Covid-19.
Pertamina mengatakan penyebab kebakaran tidak diketahui, tapi itu bermula saat hujan deras dan petir.
Baca juga: Korban Kebakaran di Kilang Minyak Balongan, Total Ada 23 Orang, 6 Luka Berat, 17 Luka Ringan
Pertamina Berharap Situasi Kembali Normal dalam 5 Hari
Dalam konferensi pers pada Senin pagi, perusahaan itu mengatakan api tidak merusak kemampuan pemrosesan kilang dan operasi diharapkan dapat kembali normal dalam lima hari ke depan.
Api difokuskan pada tangki kilang, tanpa merusak pabrik pengolahan, lapor Reuters yang mengutip Chief Executive Officer Pertamina Nicke Widyawati.