Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK – Pemerintah Thailand sedang mempersiapkan antisipasi potensi eksodus pengungsi dari negara tetangganya, yakni Myanmar karena kekacauan yang terjadi disana.
Hal itu disampaikan Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha pada hari Senin yang mengatakan bahwa tidak ingin ada eksodus ke negaranya, namun bukan berarti mendukung kekerasaan yang dilakukan junta Myanmar.
"Kami tidak ingin eksodus ke wilayah kami, tetapi kami juga akan memperhatikan hak asasi manusia," kata Jenderal Prayut kepada wartawan ketika ditanya tentang kekerasan akhir pekan di Myanmar selama demonstrasi anti-kudeta seperti yang dilaporkan Bangkok Post, Senin (29/3/2021).
Baca juga: Militer Myanmar Lukai Balita dan Kembali Tembak Mati Warga Sipil, Total Korban Tewas 459 Orang
"Berapa banyak pengungsi yang diharapkan? Kami telah menyiapkan wilayah, tapi berapa banyak - kami tidak membicarakan itu." lanjutnya
Prayut juga mengklarifikasi tentang kehadiran perwakilan militer Thailand pada upacara untuk merayakan Hari Angkatan Bersenjata tahunan Myanmar di tengah kecaman internasional terhadap junta Myanmar.
Jenderal Prayut mengatakan Thailand perlu mempertahankan mekanisme militernya dengan Myanmar untuk mengikuti perkembangan politik dan tingkat kekerasan di Myanmar.
Perdana menteri itu menekankan bahwa pemerintah Thailand tidak mendukung Myanmar menggunakan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri.
Baca juga: Junta Militer Myanmar Lancarkan Serangan Udara, Ribuan Orang Melarikan Diri ke Thailand
Dia juga mengatakan pemerintah Thailand harus mempertimbangkan kebaikan bagi orang Thailand dan Myanmar yang terlibat dalam perdagangan bilateral yang sedang berlangsung dan secara hati-hati.
Ini juga mempertimbangkannya terhadap langkah-langkah yang relevan dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dan kelompok internasional lainnya.